Teheran, Iran (ANTARA) - Presiden Iran Hassan Rouhani menggambarkan keputusan AS mengenai IRGC sebagai tindakan yang sangat provokatif, berbahaya dan tidak pernah terjadi sebelumnya dan mengatakan seandainya bukan karena pengorbanan IRGC, dua negara regional telah dikuasai Da'esh sekarang.

Di dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron pada Selasa malam (9/4), ia menambahkan pasukan elit Iran tersebut melancarkan pukulan yang meluluh-lantakkan terhadap kelompok teror itu.

Rouhani juga mencap JCPOA sebagai kesepakatan besar dan mengatakan Iran menginginkan pelaksanaan penuh kesepakatan tersebut oleh semua pihak sehingga Iran akan bisa mencapai kepentingannya sebagaimana termaktub di dalam kesepakatan itu.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sejauh ini telah mengabsahkan kepatuhan Iran pada kesepakatan tersebut sebanyak 14 kali, kata Rouhani, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Iran, IRNA --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang. Ia menyerukan pelaksanaan mekanisme keuangan Uni Eropa dalam kerangka kerja JCPOA.

Iran bertekad untuk menjaga keamanan regional dan mencegah ketegangan regional, katanya.

Sementara itu Macron, dalam percakapan telepon tersebut, mengatakan Prancis dan sekutu Eropa mengupayakan pelaksanaan penuh JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action).

"Prancis mempertimbangkan perkembangan regional secara hati-hati dan melakukan yang terbaik untuk menjamin kepentingan Iran berdasarkan JCPOA," kata Macron. Ia menyatakan mekanisme itu mengungkapkan keinginan Uni Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan tersebut.

Sumber: IRNA
Baca juga: Presiden Rouhani: AS terisolasi terkait Iran
Baca juga: IAEA kembali nyatakan Iran laksanakan komitmennya
​​​​​​​
Baca juga: Menlu: Iran tak menaruh harapan pada Eropa

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019