Jakarta (ANTARA) - Pengamat properti, Ali Tranghanda menilai hadirnya beragam transportasi publik di Jabodetabek akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta dapat meningkatkan investasi  di kawasan yang dilewatinya.

"Pastinya memberikan dampak positif berupa perubahan gaya hidup masyarakat ke arah yang lebih baik, juga mendongkrak harga properti baik hunian maupun komersial," kata Ali dalam diskusi di Jakarta, Kamis.

Ali melihat dengan terkoneksinya ragam moda transportasi publik modern, seperti Kereta Rel Listrik (KRL), bus TransJakarta, Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, hingga Mass Rapid Transit (MRT) Fase I Lebak Bulus-Bundaran HI akan memberikan beragam efek yang luar biasa.

Diskusi ini menghadirkan pembicara selain Ali Tranghanda juga praktisi di bidang properti Permadi Indra Yoga. Diskusi berlangsung di South Quarter kawasan Lebak Bulus Jakarta Selatan.

Permadi Indra Yoga yang juga menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis PT Intiland Development Tbk mengatakan, tema diskusi "living connected" merupakan bentuk apresiasi perusahaan dengan beroperasinya MRT.

Menurut dia, dengan beroperasinya MRT diyakini dapat membawa perubahan seperti memudahkan konektivitas serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.

Ketersediaan fasilitas transportasi publik dinilai telah menjadi faktor kunci bagi sebagian besar masyarakat dalam memilih properti, seiring dengan munculnya kesadaran untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik, ungkapnya.

“Integrasi moda transportasi yang modern dan memadai, mutlak diperlukan masyarakat. Pengembang propertinya tentunya berusaha memanfaatkannya dengan menghadirkan proyek-proyek properti yang menawarkan kemudahan mobilitas dan konektivitas dalam beraktivitas," kata Permadi.

Permadi mengatakan, sebut jarak rata-rata properti dari stasiun MRT terdekat kurang dari 500 meter sehingga cukup ditempuh dengan berjalan kaki kurang dari 10 menit tentunya akan memberikan pengaruh luar biasa bagi masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.

Ali Tranghanda menambahkan pembangunan infrastruktur transportasi menjadi stimulus pertumbuhan dan kemajuan sebuah kawasan.

Perubahan tersebut tidak lepas dari berkembangnya konsep Transit Oriented Development (TOD) secara terpadu, khususnya di wilayah Jakarta.

Pengembangan konsep ini menciptakan konektivitas secara terpadu melalui beragam moda transportasi modern. Konsep TOD memiliki banyak keunggulan, termasuk mampu memperbaiki mobilitas masyarakat urban dan sub-urban.

“Peningkatan nilai properti turut ditentukan oleh ketersediaan fasilitas transportasi publik dan konsep pengembangannya. Semakin dekat dan mudah menjangkau fasilitas tersebut, maka nilai investasi properti yang berada di kawasan tersebut akan menjadi lebih tinggi,” kata Ali.

Ia mencontohkan, sejak konsep TOD dan rencana pengembangan infrastruktur transportasi modern mulai diperkenalkan, beberapa kawasan mengalami peningkatan harga properti cukup signifikan.

Peningkatan nilai tertinggi didominasi kawasan Jakarta Selatan, seperti Lebak Bulus, Cilandak dan Fatmawati, ungkap Ali;.

Peningkatan nilai kawasan ini, menurut dia, tidak luput dari munculnya persepsi positif masyarakat terhadap kemudahan akses transportasi dan ketersediaan fasilitas kehidupan.

Ia mencatat ada sembilan faktor keunggulan dari konsep TOD antara lain mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, kemudahan mobilitas, menciptakan aksesbilitas dari wilayah urban dan sub-urban serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Salah satu kisah klasik warga Jakarta dan sekitarnya adalah kemacetan yang membuat tua di jalan, hadirnya transportasi publik ini akan menjadi solusi bagi permasalahan tersebut," ujar Ali.

Permadi Indra Yoga dan Ali Tranghanda optimistis pembangunan transportasi publik yang digenjot pemerintah dapat meningkatkan kualitas hidup, terutama dengan terpangkasnya waktu yang dihabiskan di perjalanan.
Baca juga: Lahan parkir di Lebak Bulus akan diperbaiki
Baca juga: Pengguna keluhkan minimnya tempat sampah di stasiun MRT
Baca juga: Anies sebut stasiun MRT memang sengaja tidak menyediakan tempat sampah

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019