Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan mendukung untuk segera dilakukan penelitian pada tumbuhan kratom (Mitragyna speciosa) secara mendalam, agar bisa diambil kebijakan mengenai tanaman tradisional tersebut.

"DPR penuh mendukung segera lakukan penelitian, sehingga hasilnya mendalam dan final. Dari situ, baru kita ambil kebijakan. Setidaknya kalau itu bermanfaat untuk kesehatan, tapi mempunyai dampak misalkan, kita bisa ekspor penuh atau kita bisa penuh untuk industri," kata Daniel Johan dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Tanaman kratom ditengarai sudah lama digunakan sebagai obat herbal penghilang rasa sakit, khususnya di Kalimantan Barat. Namun belakangan, kratom mulai disalahgunakan karena efeknya yang mirip dengan opium dan kokain.

Dengan adanya penelitian itu, maka yang boleh dikonsumsi adalah hasil industrinya yang sudah dipastikan aman bagi manusia dan menjawab kesehatan masyarakat.

Saat ini, ujar dia, kratom dinilai masih berada di wilayah abu-abu, namun di sejumlah literatur, kratom dinilai sangat bermanfaat di bidang kesehatan, sosial, ekonomi dan kemanusiaan.

"Kami mendorong kepada pemerintah, kratom adalah produk strategis nasional yang berguna bagi dunia. Jangan tanpa penelitian yang mendalam, tiba-tiba kratom dilarang oleh Indonesia. Itu sama saja Indonesia sedang membuang hartanya sendiri," kata legislator yang berasal dari daerah pemilihan Kalimantan Barat tersebut.

Menilik sejumlah sumber, daun kratom bernama latin Mitragyna speciosa (dari keluarga Rubiaceae), dikenal juga di Indonesia dengan nama daun purik atau ketum, dan telah lama digunakan sebagai obat herbal penghilang rasa sakit.

Daun kratom bisa dimakan mentah, diseduh seperti teh atau diubah menjadi kapsul, tablet, bubuk, dan cairan. Kratom telah banyak digunakan di Kalbar.

Sebelumnya Ketua DPRD Kapuas Hulu, Rajuliansyah mengatakan akan memperjuangkan legalitas kratom yang sudah menjadi mata pencaharian masyarakat Kapuas Hulu Kalimantan Barat.

Menurut Rajuliansyah, selama ini masyarakat Kapuas Hulu tidak pernah mengolah daun kratom menjadi bahan jadi karena selalu menjual bahan mentahnya.

Selain itu, ujar dia, daun kratom juga sudah menjadi komuditas yang diandalkan masyarakat ditengah terpuruknya harga karet dan tengkawang.
 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019