korban jiwa meninggal karena banjir 64 orang dan karena longsor 7 orang dan pengungsi tercatat 4.273 orang
Timika (ANTARA) - Relawan Eme Neme Yauware dari Kabupaten Mimika Papua diberangkatkan ke Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura sejak Minggu (17/3) untuk membantu mengevakuasi ribuan pengungsi korban  banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah itu sejak Sabtu (16/3).

Koordinator Relawan Eme Neme Yauware, Agung Arie yang dihubungi dari Timika, Senin, mengatakan upaya evakuasi pengungsi dan korban meninggal dunia mengalami kendala akibat akses jalan terputus dan lumpur tebal disertai material batu dan kayu menutupi sejumlah kompleks perumahan di wilayah Sentani, Doyo dan sekitarnya.

"Kami tidak bisa maksimal karena lumpur sangat tebal sampai di paha. Dengan kondisi seperti itu, dibutuhkan alat berat untuk bisa membersihkan lumpur sekaligus membuka akses jalan menuju perumahan-perumahan sehingga dapat membantu mengevakuasi warga yang mungkin masih tertinggal," kata Agung.

Sejak tiba di Sentani pada Minggu (17/3), relawan Eme Neme Yauware Mimika langsung terlibat membantu mengevakuasi pengungsi dan barang di Perumahan Bintang Timur. Sementara upaya evakuasi pengungsi dan korban meninggal di kompleks Perumahan Bintang Permai Doyo mengalami kesulitan mengingat lorong-lorong di lokasi itu dipenuhi dengan lumpur dan material bebatuan serta kayu-kayu.

Para relawan yang diterjunkan ke lokasi bencana terus mengimbau warga setempat agar segera mengungsi mengingat masih berpotensi terjadi bencana susulan akibat hujan lebat yang melanda wilayah itu.

Agung mengatakan bencana banjir bandang yang menerjang kawasan Sentani dan sekitarnya bersumber dari aliran sungai yang terdapat di belakang Lapangan Terbang

"Kami telusuri sumber banjir ini datang dari mana, ternyata ada sebuah sungai tepat di belakang Lapangan Terbang. Di situ batu-batu besar seukuran mobil berserakan di mana-mana. Ini sebetulnya aliran sungai dadakan dimana air dari atas gunung menjatuhkan batu-batu besar lalu menerjang ke mana-mana," jelas Agung.

Hingga kini, katanya, para relawan belum bisa menembus kawasan perumahan Sosial mengingat ruas jalan tepat di depan Batalyon Infantri 751 putus total sehingga menghambat akses relawan menuju lokasi itu.

Adapun para pengungsi yang berjumlah ribuan jiwa kini dibagi pada tujuh titik dengan posko utama Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) dipusatkan di halaman Kantor Bupati Jayapura.

Berdasarkan data Polda Papua, jumlah korban jiwa meninggal akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura hingga Minggu (17/3) mencapai 64 orang, sementara korban jiwa meninggal akibat bencana tanah longsor di Kota Jayapura berjumlah tujuh orang.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengatakan pihak RS Bhayangkara Polda Papua telah menerima 61 kantong jenazah, dimana 22 orang telah berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan ke keluarga masing-masing untuk dikebumikan.

Adapun para pengungsi tercatat sebanyak 4.273 orang ditempatkan di beberapa titik yakni halaman Kantor Bupati Jayapura dan rumah-rumah warga yang tidak terkena banjir.

Rinciannya yaitu BTN Bintang Timur sebanyak 600 pengungsi, BTN Gajah Mada sebanyak 1.450 pengungsi, Doyo Baru sebanyak 200 pengungsi, Kemiri sebanyak 200 pengungsi, Panti Jompo sebanyak 23 pengungsi, HIS Agus Karitji sebanyak 300 pengungsi, Siil sebanyak 400 pengungsi, Gunung Merah sebanyak 200 pengungsi dan Rumah Jabatan Bupati sebanyak 1.000 pengungsi.

PT Freeport Indonesia dilaporkan Senin pagi ini, telah mengirim tim tanggap darurat (Emergency Response Group) ke Jayapura untuk membantu evakuasi para pengungsi yang masih terjebak di lokasi perumahan mereka serta pencarian dan evakuasi korban meninggal. 


Baca juga: Sejumlah kawasan di Sentani terendam banjir
Baca juga: TNI amankan peti uang terbawa banjir Sentani

 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019