Beijing (ANTARA) - Sedikitnya lima ribu tenaga kerja Indonesia yang tersebar di berbagai daerah di Taiwan menghadiri pengajian yang disampaikan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Taipei, Minggu (17/3).

Dalam pengajian tersebut, Gus Mus mengingatkan para TKI tentang pentingnya ukhuwah islamiah, ukhuwah wathoniah, dan ukhuwah basyariah.

"Jangan hanya beda pilihan, kalian mengorbankan persaudaraan dan perdamaian. Pemilu hanya lima tahunan, bukan untuk selamanya," kata pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah itu.

Ulama dan sastrawan itu juga dalam tausiahnya yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut mengingatkan para TKI pandai memilih panutan dalam hal agama agar tidak tersesat.

Gus Mus untuk yang pertama kalinya memberikan pengajian secara langsung kepada para TKI di Taiwan.

Kiai kharismatik berusia 74 tahun tersebut hadir di tengah ribuan "nahdliyin" yang memadati halaman Taipei Main Station (TMS) pada libur akhir pekan tersebut atas undangan majelis taklim Hasanah On Air yang berbasis di Ibu Kota Taiwan itu.

"Jamaah sangat antusias mendengarkan ceramah Gus Mus. Mungkin karena beliau pertama kali datang ke sini," kata Moch Ali Imron selaku ketua panitia acara pengajian tersebut saat dihubungi Antara dari Beijing.

Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan Agus Susanto merasa terhormat atas kehadiran Rais Aam Syuriah PBNU periode 2014-2015 itu.

Sebelum menuju tempat pengajian di halaman TMS, Gus Mus sempat menyinggahi Sekretariat PCINU Taiwan yang juga berada di kawasan TMS.

"Beliau banyak memberikan pesan perjuangan kepada kami," kata Agus yang mendampingi Gus Mus selama di Taipei.

Gus Mus tiba di Bandar Udara Internasional Taoyuan, Taiwan, Sabtu (16/3) malam, dengan disambut ratusan nahdliyin, anggota Banser, dan beberapa pengurus majelis taklim.

Menurut rencana, Senin pagi, Gus Mus kembali menuju Tanah Air dengan menggunakan pesawat China Airlines.  


Baca juga: 12 perguruan tinggi di Taiwan tawarkan beasiswa
Baca juga: Taiwan klarifikasi dugaan kerja paksa pelajar Indonesia

 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019