Jakarta (ANTARA) - Tim dari KBRI di Wellington yang bertugas mencari informasi lebih lanjut mengenai kondisi WNI pascaperistiwa penembakan di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, mengalami hambatan masuk ke kota tersebut karena otoritas menutup semua penerbangan dari dan ke Christchurch.

"Kami mendapat informasi bahwa tim KBRI Wellington yang menuju ke sana (Christchurch) ternyata terhambat karena penerbangan menuju ke sana di-cancel. Informasi mengenai WNI yang diterima KBRI didapat dari kelompok WNI yang ada di kota tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat.

Arrmanatha menyebutkan bahwa pihak otoritas Selandia Baru melarang semua penerbangan dari dan ke kota Christchurch pascaperistiwa penembakan di masjid di kota tersebut.

"Kota Christchurch dalam kondisi locked down saat ini, tidak ada penerbangan yang bisa masuk ke sana. Polisi Selandia Baru sedang mengamankan bandara Christchurch sehingga tidak ada penerbangan dari dan ke kota tersebut," ujar dia.

Sebelumnya, aksi teror penembakan massal terjadi di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019.

Aksi penembakan di masjid di kota Christchurch di Selandia Baru itu terjadi pada saat sejumlah umat Islam sedang melaksanakan ibadah sholat Jumat. Pemerintah Selandia Baru pun telah menyatakan aksi penembakan itu sebagai serangan teroris.

Selain itu, pihak Kepolisian Selandia Baru telah menyerukan kepada semua orang untuk mengurangi aktivitas di luar dan berusaha tetap berada di dalam ruangan. 

Baca juga: Dua WNI jadi korban penembakan di masjid di Selandia Baru

Baca juga: Presiden kecam penembakan masjid di Christchurch Selandia Baru

Baca juga: 40 tewas, 20 luka parah dalam penembakan masjid di Selandia Baru

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019