Malang, Jawa Timur (ANTARA News) - Pengamat Politik Universitas Brawijaya Malang, Wawan Sobari, mengatakan, pada debat calon presiden mendatang, kedua calon diharapkan bisa memaparkan politik visi dengan data dan fakta terperinci guna memberi?keyakinan terhadap publik atas calon yang akan dipilih.

Ia menjelaskan, berdasarkan pandangannya, terkait pelaksanaan debat tersebut, kedua pasangan calon jangan melihat dari sisi elektabilitas saja, melainkan bagaimana meyakinkan para pemilih untuk menentukan pilihan atas siapa?yang akan memimpin Indonesia dalam waktu lima tahun kedepan.

"Jadi kalau melihat debat itu, jangan melihat soal elektabilitas, tidak pengaruh. Sebenarnya efek yang berpengaruh itu persuasi, yaitu?bisa semakin meyakinkan pemilih," kata dia, di Malang, Selasa.

Berdasarkan data Lingkaran Survei Indonesia, pascadebat pertama lalu, eletabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma`ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak mengalami perubahan yang?signifikan.

Elektabilitas Jokowi-Ma`ruf pascadebat tersebut adalah 54,8 persen, atau tidak berubah signifikan dari survei sebelumnya yakni 54,2 persen. Sementara pasangan Prabowo-Sandi, sebelum debat tercatat 30,6 persen, dan pascadebat menjadi 31 persen.

"Efek persuasi tersebut bisa muncul saat kualitas debat bagus. Debat yang bagus adalah, bagaimana menunjukkan visi dari masing-masing pasangan calon, yang terekam dalam program, berupa data termasuk fakta," tutur Wawan.

Sobari menyatakan, kedua pasangan calon diharapkan bisa memaparkan politik visi yang didukung data dan fakta. Jokowi sebagai pihak petahana, seyogyanya bisa memiliki data terkait apa saja yang sudah dicapainya dalam waktu lima tahun kepemimpinannya.

Sementara kubu Prabowo, bisa memberikan alternatif kebijakan dari apa yang sudah dilakukan oleh pemerintahan saat ini. Dengan kondisi tersebut, kedua pasangan calon akan bisa memberi gambaran kepada para pemilih, sebagai perbandingan kebijakan dalam menentukan pilihan.

"Visi verbal itu, harus bisa memberikan kepada pemilih terkait opsi kebijakan apa yang dimiliki. Sehingga publik bisa membandingkan, mana yang leibih baik," ujar dia.

Dalam debat pertama, baik pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, keduanya terlihat tegang. Argumentasi yang disampaikan dalam debat tersebut, baik oleh Joko Widodo maupun Prabowo Subianto cenderung defensif, atau saling mempertahankan pendapat masing-masing.

"Kemarin sangat defensif, kali ini seharusnya tidak seperti itu. Jokowi harus lebih percaya diri, sementara Prabowo harus bisa mencari kelemahan dari program-program yang sudah dijalankan, tentunya dengan menghadirkan pandangan baru," tutur dia.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019