Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh mendeteksi, sebanyak empat titik panas terpantau oleh satelit berada di wilayah Aceh.

"Ya, Rabu sore ini ada total empat titik panas di Aceh," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad, di Aceh Besar, Rabu.

Ia menerangkan, keempat titik panas tersebut terdeteksi oleh ketiga satelit, yakni Terra, Aqua, dan Suomi NPP menggunakan sensor modis di dua kabupaten di wilayah barat-selatan provinsi bagian paling barat Indonesia itu.

Sebanyak tiga titik panas di antaranya berada di Aceh Barat yang terkonsentrasi di satu kecamatan dengan posisi koordinat 96,10 bujur Timur dan 4,19 lintang Utara, yakni Kecamatan Johan Pahlawan.

Sedangkan satu titik panas sisanya berada di Aceh Selatan dengan posisi koordinat 97,63 bujur Timur dan 2,83 lintang Utara, yaitu di Kecamatan Trumon.

"Ketiga titik panas di Johan Pahlawan, kita pastikan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan. Karena memiliki tingkat kepercayaan 81 persen. Sedang di Trumon patut diduga sebagai titik api memiliki tingkat kepercayaan 73 persen," ujar Zakaria.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan, kobaran api yang membakar lahan gambut kering di Aceh Barat kini meluas menjadi tiga gampong (desa) dari sebelumnya cuma dua desa di Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh.

"Menjadi tiga gampong, yakni Leuhan, Lapang, dan Suak Raya di Johan Pahlawan," kata Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek.

Ia mengatakan, operasi pemadaman yang dilakukan oleh berbagai unsur terkait melibatkan TNI/Polri terus dilakukan dengan mengerahkan sedikitnya dua unit armada mobil pemadam kebakaran setempat.

Hingga kini, seluas 6 hektare lahan gambut kering terbakar di Gampong Lapang, sedangkan di Gampong Leuhan, dan Gampong Suak Raya masih dalam pendataan.

Baca juga: Menteri LHK minta daerah waspada kebakaran hutan-lahan
 Baca juga: 124,5 hektare lahan Riau terbakar selama Januari
 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019