Makassar (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla membuka secara resmi Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Masjid Mushollah Indonesia Muttahidah (IMMIM) Pusat ke-7 di Pondok Pesantren Modern Putra IMMIM, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas upaya selalu mejaga IMMIM ini sejak dulu sampai sekarang. Dengan ucapan selamat Musyawarah Besar yang ke-7 ini, tentu harapannya memilih pimpinan-pimpinan yang memang mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk membina ini (IMMIM)," tutur Jusuf Kalla, Sabtu. 

Organisasi tersebut, kata dia, harus bisa mempersatukan masyarakat muslim dan menjadi organisasi sejak awal dibentuk menjadi bagian perjuangan dakwah dalam menyiarkan Islam.

 Dalam pidatonya, mantan Sekertaris Jenderal IMMIM ini memaparkan organisasi ini memiliki hubungan emosional dengan IMMIM yang didirikan bersama almarhum Fadli Lurang dan sejumlah tokoh di masa itu.

Pada kesempatan itu, JK juga memimpin dan meminta undangan yang hadir membacakan Al-Fatihah untuk dikirimkan kepada almarhum pendiri sekaligus ketua pertama IMMIM, Fadli Lurang.  

Ia menceritakan, Fadli Lurang sangat gigih di masa itu membentuk organisasi dengan satu alasan bahwa paham komunis sudah menggerogoti di beberapa daerah utamanya di pulau Jawa melalui ideologi keagamaan dan nasionalisme.

 "Salah satu pertahanannya ialah masjid. Karena masjid diperlukan pertahanan maka perlu ada kesamaan ide dan kecerdasan, lalu kemudian tahap awal mendirikan IMMIM di Makassar," paparnya. 

 Namun begitu berjalan beberapa tahun, lanjutnya, banyak keinginan di daerah, di luar Kota Makassar termasuk di beberapa provinsi untuk ikut mendirikan IMMIM. Maka berubahlah dari Ikatan Masjid Mushollah Indonesia Makassar, menjadi Muttahidah.
 
 "Makassar diubah menjadi Muttahidah itu memberikan kesempatan lebih luas. Hal-hal tersebutlah menjadikan dasar bagaimana masjid menjadi tempat pertahanan, di samping ibadah juga untuk membatasi penyebaran ideologi yang tentu bisa membahayakan umat pada jaman itu," ungkapnya.  

 Bersama IMMIM dan beberapa organisasi kemasjidan lainnya di tahun 70-an selanjutnya ia mendirikan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Hal ini membuat tali persahabatan memiliki ikatan yang kuat. 

 "Mesjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tapi bagaimana memajukan keagamaan kita, juga memajukan keduniaan kita, karena kita harus baik dunia dan akhirat," kata Ketua Umum DMI Pusat  tersebut.  

 Sebagai  dewan masjid, ia mempunyai suatu paham bahwa semuanya harus memakmurkan masjid, kemudian sebagian masjid harus memakmurkan masyarakat dan jamaahnya. Tanpa itu masjid akan pincang, karena hanya masyarakat yang makmur dapat memakmurkan masjid.

"Di dunia ini hanya dua negara seperti Indonesia, hanya Indonesia dan Pakistan dimana masyarakatnya mendirikan masjid. Banyak negara lain yang mendirikan masjid negara, pemerintahannya seperti, Malaysia, Brunei, Timur Tengah dan lainnya, malah imamnya dibiayai oleh negara, pemerintah. Kita alhamdulliah semua dibangun oleh masyarakat," ujar JK. 

 Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk mayoritas Islam paling besar dan juga masjid paling banyak di dunia. JK mengemukakan untuk jumlah masjid yang tercatat sudah mencapai lebih dari 800 ribu dan terus bertambah setiap harinya.  

 Secara nasional keagamaan di Indonesia luar biasa, di samping jumlah masjid terus bertambah semangat keagamaan semakin kuat.

Kendati demikian masih ada satu kekurangan umat itu, ialah minimnya dunia usaha.  

 Dia memperumpamakan, kalau ada 100 orang kaya di Indonesia, maksimum tidak lebih 10 orang muslim, tapi bila ada 100 orang miskin, maka 90 persen adalah orang islam. 

"Ini artinya harus ada dorongan, masjid harus mendorong masyarakat untuk terjun ke dunia usaha. Rasulullah awalnyan menjadi pengusaha, yang mendirikan IMMIM juga pengusaha. Kita kekurangan di situ, agar suasana kemasjidan baik, 60 persen keagamaan 40 persen keduniaan," harap ketua PMI Pusat itu. 

Gubernur Provinsi Sulsel HM Nurdin Abdullah pada kesempatan itu dalam pidatonya memaparkan telah membuat program khusus di bidang keagamaan selama lima tahun masa pemerintahannnya dengan mengajak jamaah mengaji selama 15 menit dan membangun rumah Tahfiz Al-quran.

 "Pemprov Sulsel telah berupaya memperbaiki sumber daya manusianya, dengan seiring pembangunan infrastruktur penunjang, terkhusus di daerah terisolir, pembangunan stimulan rumah Tahfiz dan sarana ibadah lainnya," tuturnya di hadapan Wapres.  

Ketua Umum DPP IMMIM Prof   Ahmad M Sewang dalam kesempatan itu berterima kasih atas kehadiran Wapres Jusuf Kalla  membuka Mubes ke tujuh IMMIM di Makassar.  

 "Kami sangat berterima kasih atas perhatian bapak JK yang selalu hadir dalam setiap kegitan, sebelumnya meresmikan pesantren putra IMMIM di Moncongloe, Maros. Selain itu beliau sebagai ketua dewan pembina IMMIM juga mewakafkan diri membina soal kemasjidan," tambahnya. 

 Baca juga: Wapres resmikan pesantren IMMIM Maros
Baca juga: Wapres segera undang masjid di kantor pemerintah yang terpapar paham radikal

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019