New York, (ANTARA News) - Sejumlah kecil suku pribumi Amerika di Louisiana, Amerika Serikat, yang lahan mereka nyaris hilang ditelan laut semakin dekat untuk direlokasi ke wilayah yang lebih ke dalam, Kamis.

Proses itu berjalan setelah pemerintah membeli lahan baru untuk relokasi tersebut, upaya pertama dari semacamnya untuk proyek semacam itu.

Lahan pertanian seluas 208 hektare akan disediakan untuk Suku Biloxi-Chitimacha-Choctaw dan penduduk lain di Isle de Jean Charles setelah desa mereka hampir hilang akibat erosi dan kenaikan permukaan air laut.

"Saya senang bahwa akhirnya, setelah tiga tahun, kami diberikan hunian," kata Chantel Comardelle, Sekretaris Eksekutif Suku Biloxi-Chitimacha-Choctaw, pada Kamis.

Isle de Jean Charles adalah pulau kecil yang memanjang di pesisir selatan Louisiana dan menjadi tempat tinggal bagi Suku Indian Biloxi-Chitimacha-Choctaw sejak mereka mengungsi ke sana pada awal Abad Ke-19.

Namun sejak 1950-an, pulau itu kehilangan 98 persen massanya. Populuasinya juga anjlok dari 400 warga menjadi sekitar belasan keluarga, kata pejabat.

Penelitian Survey US Geology mengatakan bahwa wilayah tenggara Louisiana kehilangan lahan gambut seluas satu lapangan sepak bola setiap jamnya, kata Reuters.

Pat Forbes, pejabat negara bagian Louisiana yang menangani pembelian lahan, mengatakan dia berharap upaya pertama dalam sejarah AS untuk memindahkan semua masyarakat yang kehilangan rumah akibat kenaikan permukaan air laut tersebut akan menjadi cetak biru bagi generasi mendatang.

"Banyak orang (di penjuru dunia) merenungkan pemindahan komunitas yang terdampak kenaikan permukaan air laut," katanya kepada Thomson Reuters Foundation melalui sambungan telepon.

Lokasi baru itu, yang dibeli dengan dana hampir 12 juta dolar AS (sekitar Rp168,7 miliar), dipilih karena rawa dan gambutnya akan menjaga ikatan sejarah masyarakat tersebut dengan air dan tradisi nelayan tetap bertahan, kata Forbes.

Relokasi itu memicu emosi saat penduduk di Isle de Jean Charles meninggalkan pemakaman leluhurnya dan cara hidup mereka.

Dua upaya sebelumnya untuk merelokasi warga desa itu mengalami kegagalan, kata Forbes. "Kami berharap lahan yang telah kami beli bisa membangkitkan rasa percaya diri mereka." Pemerintah berharap dapat melakukan peletakan batu pertama di tahun ini.

"Saya senang akhirnya ada yang diselesaikan," kata Comardelle.

Penyunting: I Wayan Yoga H

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019