Bandung (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan bahwa diplomasi kemanusiaan dan diplomasi perdamaian merupakan prioritas kebijakan luar negeri Indonesia untuk melaksanakan mandat konstitusi.
   
"Kalau bicara tentang diplomasi Indonesia maka ada dua isu yang menonjol, yakni diplomasi perdamaian dan diplomasi kemanusiaan," ujar Menlu Retno Marsudi di Bandung, Rabu.
   
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno saat memberikan kuliah umum bertajuk "Talkshow with #MenluRetno" di Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.
   
Selain untuk melaksanakan mandat konstitusi, menurut Menlu Retno, diplomasi kemanusiaan juga merupakan instrumen politik luar negeri Indonesia guna mewujudkan dukungan dan kepemimpinan Indonesia terhadap upaya global untuk penanganan dan pencegahan krisis kemanusiaan demi mewujudkan keamanan dan perdamaian dunia. 
   
Dia menyebutkan beberapa perwujudan diplomasi kemanusiaan Indonesia, yakni berperan aktif dan berkontribusi terhadap upaya penanggulangan dan penyelesaian krisis kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina dan masyarakat di Rakhine State, Myanmar, termasuk etnis Rohingya.
   
"Isu kemanusiaan sangat rumit dan banyak sekali yang ditangani Indonesia. Indonesia akan terus berada di garda terdepan dalam penanganan kasus pengungsi Rakhine agar terselesaikan secara aman bermartabat," ucapnya.
   
Selain itu, Menlu Retno juga mengatakan bahwa Indonesia akan terus memberikan dukungan penuh bagi perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka dan berdaulat di tanahnya sendiri.
   
Terkait diplomasi perdamaian, Pemerintah Indonesia terlibat dalam upaya membangun perdamaian di Afghanistan. Indonesia pun dinilai sebagai pihak yang netral dan dapat diterima oleh semua pihak di Afghanistan.
   
Kuliah umum yang diberikan Menlu Retno itu adalah bagian dari rangkaian kegiatan Diplomacy Festival (DiploFest) yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri di Bandung pada 18-19 Desember 2018.
   
DiploFest merupakan pengejawantahan visi Nawacita Presiden Joko Widodo melalui Diplomasi Membumi. DiploFest juga merupakan upaya untuk menghadirkan diplomasi di tengah masyarakat.
   
Sebelumnya, kegiatan itu diselenggarakan di Yogyakarta pada Oktober 2018 dan di Surabaya pada November 2018.
   
Melalui Diplofest, Kementerian Luar Negeri berupaya mengenalkan tugas-tugas diplomat Indonesia di berbagai negara dan organisasi internasional kepada kalangan muda sebagai generasi penerus pelaku diplomasi di masa depan. Diharapkan peran aktif masyarakat dan generasi muda akan terus meningkat.

Baca juga: Indonesia promosikan demokrasi inklusif
Baca juga: Menlu: Nusantara capaian diplomasi Indonesia
Baca juga: Menlu paparkan diplomasi politik LN di hadapan mahasiswa UP

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018