Dubai (ANTARA News) - Pemimpin Agung Iran Ayatullah Ali Khamenei menuding negara Arab Teluk dukungan Amerika Serikat melakukan serangan ke arah parade militer hingga menewaskan 25 orang.

Hampir setengah dari jumlah korban tewas itu adalah anggota pasukan khusus Garda Revolusi.

Khamenei memerintahkan pasukan keamanan menyeret yang bertanggung jawab melakukan serangan tersebut, salah satu serangan terburuk terhadap Garda Revolusi, ke pengadilan, demikian Reuters melaporkan.

Garda Revolusi adalah pasukan militer terkuat di negara itu dan tunduk pada perintah Khamenei.

Tuduhan Khamenei diperkirakan menimbulkan ketegangan dengan pesaing Iran, Arab Saudi, serta sekutunya di Teluk. Bersama Amerika Serikat, mereka bekerja sama mengucilkan Iran.

"Kejahatan ini adalah kelanjutan rencana negara-negara kawasan yang menjadi boneka Amerika Serikat, dan tujuan mereka adalah untuk merusak keamanan di negara kita tercinta ini," kata Khamenei dalam pernyataan, yang dimuat di lamannya.

Ia tidak menyebut negara kawasan yang dimaksudnya itu. Israel juga merupakan sekutu kunci AS yang menentang Iran.

Gerakan oposisi suku Arab Iran, Perlawanan Nasional Ahvaz, yang ingin mendirikan negara terpisah di provinsi Khuzestan yang kaya akan minyak, menyatakan bertanggung jawab atas serangan.

IS juga menyatakan sebagai pelaku.

Tidak ada satu pun di antara kedua pihak memberikan bukti.

Keempat penyerang parade militer itu tewas.

Baca juga: Iran latihan perang siber

Serangan itu, yang juga melukai setidaknya 70 orang, mengenai sebuah panggung penonton tempat para pejabat Iran berkumpul di kota Ahvaz guna menyaksikan kegiatan tahunan untuk memperingati awal perang Iran dengan Irak, yang berlangsung apda 1980-1988, kata televisi negara.

Iran relatif stabil dibandingkan dengan negara Arab tetangganya, yang masih bergelut menghadapi pergolakan sejak 2011 di Timur Tengah.

Penyerang itu menyembunyikan senjata mereka di dekat jalur parade beberapa hari sebelumnya, kata Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, juru bicara senior angkatan bersenjata Iran.

Iran pada Sabtu malam memanggil para duta besar Belanda, Denmark dan Inggris terkait penembakan. Iran menuduh mereka menampung kelompok oposisi Iran di negara-negaranya. Beberapa anggota kelompok pemberontak Iran saat ini tinggal di negara-negara Eropa.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan, Iran meminta pemerintah mereka mengutuk serangan dan memulangkan orang Iran, yang memiliki kaitan dengan penembakan itu untuk disidangkan.

Editor: Tia Mutiasari/Boyke Soekapdjo

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018