Berlin, (ANTARA News) - Pemerintah Jerman berjanji meningkatkan pendanaan dalam jumlah cukup besar bagi badan Perserikatan Bangsa-bangsa pembantu pengungsi Palestina, UNRWA, setelah Amerika Serikat memangkas bantuannya.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahaya pendanaan bagi badan PBB tersebut, United National Relief and Works Agency, memunculkan ketidakpastian.

"Kehilangan dana, yang dialami organisasi itu, bisa menimbulkan dampak berantai, yang tidak terkendali," katanya.

Jerman sebelumnya menyediakan bantuan 81 juta euro (sekitar Rp1,39 triliun) untuk UNWRA pada tahun ini, katanya, dan menyiapkan tambahan sumbangan. Ia tidak menyebutkan angkanya.

"Kami sedang menyiapkan diri untuk memberikan dana tambahan dalam jumlah berarti," kata Maas dalam surat kepada menteri luar negeri negara Uni Eropa, seperti yang dibaca Reuters.

Maas mengatakan dana tambahan dari Jerman itu jelas tidak akan menutup defisit 217 juta dolar AS (sekitar Rp3,2 triliun) yang disebabkan pemutusan sumbangan AS.

Ia mendesak Uni Eropa dan negara-negara lainnya untuk mengupayakan "landasan keuangan yang berkelanjutan bagi organisasi tersebut", demikian laporan Reuters.

Mengambil sikap lebih tegas di tengah perbedaan pendapat dengan Amerika Serikat adalah bagian dari tekanan lebih luas, yang dijalankan Maas. Ketidaksepakatan dengan AS itu menyangkut berbagai masalah, termasuk perdagangan, pembelanjaan militer serta perubahan iklim.

Yordania mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya akan memimpin gerakan penggalangan dana guna membantu UNRWA supaya dapat bertahan, termasuk dengan mengajukan permohonan kepada Liga Arab.

UNRWA telah menghadapi krisis dana tunai sejak Amerika Serikat, yang sebelumnya sekian lama merupakan penyumbang terbesar, memangkas sumbangannya awal tahun ini.

AS beralasan bahwa badan PBB itu perlu melakukan reformasi, yang tidak disebutkan secara spesifik, dan mengimbau Palestina untuk memperbarui perundingan perdamaian dengan Israel.

UNRWA dibentuk pada 1949 pascaperang pertama Arab-Israel, setelah pengungsian besar-besaran yang melibatkan 700.000 orang. Mereka pergi atau terusir dari Israel saat wilayah itu berupaya memunculkan diri sebagai sebuah negara.

UNRWA mengurusi lebih dari lima juta orang di Yordania, Lebanon, Suriah dan wilayah Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Editor: Tia Mutiasari / Boyke S. 

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018