Subang, Jawa Barat (ANTARA News) - Timnas sepeda Indonesia mengakui kekuatan tim balap sepeda Kazakhstan setelah gagal mencuri medali di nomor balap sepeda jalan raya Asian Games 2018 di Subang, Jawa Barat, Kamis.

Timnas balap sepeda Indonesia mencatatkan waktu terbaiknya di balapan sejauh 145,5 km mengelilingi Subang itu lewat Aiman Cahyadi yang finis di peringkat sembilan dengan waktu tiga jam 26 menit dan satu detik, atau selisih 36 detik dari juara balapan Alexey Lutsenko dari Kazakhstan.

Sedangkan medali perak diraih oleh pebalap Jepang Fumiyuki Beppu yang finis kedua dalam grup yang sama dengan Lutsenko dan empat pebalap lainnya yang sprint menuju finis yang berada di Jalan Cagak, Subang.

Medali perunggu, sementara itu, diraih oleh pebalap Thailand Navuti Liphongyu.

Pelatih kepala timnas sepeda Indonesia Dadang Haris Purnomo ketika ditemui usai perlombaan mengungkapkan bahwa anak-anak asuhnya yang diturunkan, Aiman Cahyadi, Jamal Hibatullah, Dadi Suryadi dan Robin Manulang sudah menjalankan strategi dengan bagus.

Di kilometer 6 sebelum finis, Robin sempat melakukan attack keluar dari peleton utama.

"Saya pikir usaha yang cukup bagus untuk anak-anak berfikir bahwa dia ada waktu hanya di situ untuk menyerang, tapi harapan saya sebenarnya bukan untuk menyerang tapi bertahan," kata Dadang.

Dengan Robin menyerang, harapannya lawan akan mengejar Robin dan Aiman tetap bertahan untuk mengikuti pebalap Kazahkstan yang menjadi prioritas utama.

Aiman pun mencoba kembali untuk memisahkan diri dari peleton utama di kilometer 5 sebelum finis dengan harapan grup akan terpecah.

Tapi kenyataannya lain, pebalap Kazahkstan bukan justru menunggu tetapi membalas attack dan diikuti pebalap-pebalap lainnya seperti Thailand dan Jepang yang memang melakukan strategi bertahan.

"Di situ lah keuntungan mereka," kata Dadang.

Jamal Hibatullah pun mengakui keunggulan Kazahkstan yang diperkuat oleh pebalap profesional seperti Zhandos Bizhigitov, Yevgeniy Gidich, Alexey Lutsenko, dan Daniil Fominykh, yang bermain di tim Astana Pro

"Sebenarnya kita sudah sesuai strategi, tapi ya kekuatan kita masih jauh di bawah Kazakhstan," kata Jamal.

Alexey Lutsenko, setelah dikalungi medali emas, mengungkapkan bahwa dari awal strategi mereka adalah berusaha mengendalikan balapan.

"Di lima km terakhir sangat berat. Saya berusaha bertahan lebih lama bersama pebalap dari Jepang dan Thailand," kata Lutsenko.

"Saya kira saya beruntung, juga lebih kuat," kata Lutsenko, pebalap profesional tim Astana itu.

Sementara itu pebalap Jepang Fumiyuki Beppu yang bertahan bersama grup lima pebalap, satu dari Kazakhstan, dua Jepang dan dua Thailand, di depan, melakukan perlawanan yang ketat bersama satu-satunya rekan senegaranya, Hideto Nakane, menjelang finis.

"Saya mulai sprint di 200 meter menjelang finis. Di 10 meter terakhir saya menang, tapi dia (Lutsenko) mampu melewati saya. Saya cukup kecewa," kata Beppu, yang juga membalap untuk tim Trek-Segafredo itu.

"Tapi memang Kazahkstan adalah tim yang terkuat di balapan hari ini," lanjut Beppu, yang harus puas dengan medali perak.

Baca juga: Emas road race putra milik Kazakhstan
Baca juga: Indonesia berharap curi medali road race lewat Aiman

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018