Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan menegaskan rencana pemerintah Indonesia membeli 11 unit jet tempur Sukhoi (SU-35) dari Rusia tidak terkendala, bahkan dua pesawat Sukhoi tersebut akan tiba pada 2019.
 
"Apabila Agustus ini kontrak efektif, maka 2019 akan datang dua unit. Kalau tidak efektif, kemungkinan mundur," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, kepada wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis.
 
Mengenai rencana pembelian itu, Kemhan pun telah bersinergi dengan sejumlah kementerian terkait. Artinya, sejauh ini tidak ada kendala meski terlihat dinamika di lapangan yang menyoal kebijakan tersebut.
 
Karena sebelumnya Amerika Serikat sempat mengeluarkan ancaman embargo terhadap sejumlah negara yang ingin membeli pesawat buatan Rusia. 
 
Kontrak pembelian SU-35 itu dengan spesifikasi full combat (persenjataan lengkap) antara Indonesia-Rusia pada Februari lalu.
 
Totok menepis informasi yang menyebut AS berusaha menekan Indonesia agar tidak membeli Sukhoi dari Rusia.  

"Kita tidak ada musuh, kita baik dengan Amerika. Kita juga beli Hercules. Kita juga baik dengan Rusia dan negara-negara lainnya. Jadi kita tidak punya musuh," tuturnya. 
 
Bahkan, tambah dia, dalam waktu dekat Indonesia berencana membeli 5 unit pesawat angkut jenis Hercules dari AS untuk memperkuat alutsista TNI. 
 
Sebelumnya, Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi Angkatan Udara (Kadispamsanau) Marsma TNI Andi Kustoro dan tim bersama Deputy Director of The Air Force Departement Rusia, Tsyplakov Yury berserta tim melakukan survei di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Senin (6/8).
 
Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi, Mayor Sus Hamdi Londong Allo menjelaskan, survei yang dilakukan oleh tim dari Rusia tersebut guna persiapan kedatangan pesawat Sukhoi SU-35 yang dibeli pemerintah RI dari Rusia.
 
"Survei dimaksudkan untuk menentukan lokasi dan kebutuhan yang akan dipersiapkan oleh pihak pabrikan pesawat Sukhoi SU-35 'Komsomolkom-on-Amur aircraft plant them'," ucapnya, menjelaskan.
 
Menurut rencana, kata Londong, survei akan berlangsung selama dua hari dan melibatkan 10 ahli dari negara Rusia.
 
"Selama di Lanud Iswahjudi rombongan dibawa ke Skadron Udara 14. Meliputi hanggar, 'shelter', 'apron', 'aerodrome', 'runway', 'taxyway', 'fire fighter vehicles', GPL, simulator, Depo 60, dan objek lainnya," paparnya.
 
Ia menjelaskan, peninjauan dimaksudkan untuk melihat kesiapan lokasi yang akan digunakan untuk bermukimnya pesawat canggih Sukhoi SU-35.
 
"Peninjauan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Pemerintah Indonesia yang akan memboyong 11 pesawat Sukhoi SU-35 yang akan menggantikan pesawat pendahulunya F-5 Tiger," tutur Londong.

 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018