Islamabad, Pakistan (ANTARA News) - Sedikitnya 105 orang tewas, termasuk seorang pemimpin politik, dan lebih dari 150 orang lagi cedera ketika pengebom bunuh diri meledakkan diri di satu pertemuan politik di Distrik Mastung, Pakistan, Jumat (13/7).

Saat mengkonfirmasi jumlah korban jiwa, penjabat Menteri Dalam Negeri Provinsi Balochistan di bagian barat-daya Pakistan, Agha Umar, mengatakan korban yang cedera kini dirawat di berbagai rumah sakit.

Kelompok fanatik ISIS mengklaim bertanggung-jawab atas serangan itu.

Qaim Lashari, Wakil Komisaris Mastung, mengatakan sasaran ledakan itu adalah pemimpin politik Nawabzada Siraj Raisani, yang sedang menghadiri pertemuan pemilihan umum di konstituantenya, Mastung, ketika pengebom bunuh diri menyasarnya.

Pemimpin yang kehilangan anak remajanya dalam serangan teror 2011 itu dibawa ke rumah sakit terdekat di Provinsi Quneitra, tempat ia menyerah pada luka-lukanya.

Raisani, salon Partai Awami Balochistan, bersaing untuk memperoleh kursi di majelis provinsi.

Tim penjinak bom mengatakan sebanyak 18 sampai 20 kilogram bahan peledak digunakan dalam ledakan tersebut.

Lashari mengatakan jumlah korban jiwa dikhawatirkan bertambah sebab 22 di antara orang yang cedera berada dalam kondisi kritis.

Presiden Mamnoon Hussain, Perdana Menteri sementara Nasir-ul-Mulk dan Kepala Staf Angkatan Darat Qamar Javed Bajwa mengutuk serangan itu.

Serangan Jumat adalah serangan yang ketiga dan paling mematikan selama rangkaian serangan yang ditujukan kepada pemimpin politik yang sibuk mengadakan pertemuan dan menghadiri pertemuan terbuka sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan diselenggarakan pada 25 Juli.

Pada Jumat sore, empat orang tewas dan 40 orang lagi cedera, ketika satu ledakan yang dikendalikan dari jauh menghantam rombongan seorang mantan kepala menteri dan calon dalam pemilihan umum di konstituantenya di Provinsi Khyber Pakhtuhkhwa.

Pada Selasa malam, satu ledakan bunuh diri melanda rombongan seorang pemimpin politik di Provinsi Pakhtunkhwa. Senat negeri tersebut pada Jumat diberitahu ledakan itu menewaskan 22 orang termasuk pemimpin politik tersebut dan melukai 75 orang lagi.

Setelah ledakan Jumat, Komisi Pemilihan Umum negeri itu membatalkan pemungutan suara di Mastung. Menurut Undang-Undang Dasar Pakistan, jika calon dari suatu daerah pemilihan meninggal dunia, pemungutan suara di daerah khusus tersebut dihentikan, demikian menurut siaran kantor berita Xinhua.(Uu.C003)

Baca juga: Jumlah korban tewas dalam kampanye di Pakistan jadi 70 orang

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018