Tokyo (ANTARA News) - Ratusan ribu orang di Jepang bagian barat dan tengah dipindahkan dari rumah mereka pada Jumat akibat hujan lebat menghantam negara itu, membanjiri sungai, membuat tanah longsor dan dua orang tewas.

Badan Meteorologi Jepang mengatakan hujan itu "bersejarah" dan memperingatkan lebih banyak hujan yang akan turun di wilayah yang sudah jenuh dari negara itu sampai Minggu.

Pada Jumat pagi, sebagian dari pulau utama Jepang, Pulau Honshu, telah dirundung dengan dua kali jumlah hujan untuk Juli yang normal.

Setidaknya dua orang tewas, satu ketika dia tersedot pipa drainase dan seorang wanita tua lainnya terjungkal hembusan angin. Beberapa orang lagi hilang, termasuk satu yang mobilnya terseret saat ia mengantarkan susu pada dini hari, kata televisi nasional NHK.

Seorang anak sekolah menengah hilang setelah dia hanyut air banjir di selokan, tambah NHK.

"Situasinya sangat berbahaya," tulis seorang pengguna "Twitter" di Kochi, sebuah kota di pulau utama Shikoku yang terkecil, di mana hujan sangat intens.

Puluhan orang terluka, empat dalam luka serius, kata Badan Manajemen Bencana dan Kebakaran. Sejumlah orang terjebak dalam tanah longsor pada Jumat pagi dan tim penyelamat bekerja untuk menggali mereka.

Sekitar 168 ribu orang diperintahkan menjauh dari rumah mereka karena bahaya tanah longsor dan banjir, dan 1,2 juta lebih disarankan untuk pergi pada Jumat pagi, tambah badan itu. Hal tersebut termasuk bagian dari kota wisata dan ibu kota kuno Jepang, Kyoto, di mana pihak berwenang telah menutup beberapa jembatan dan kawasan tepi air ketika sungai membengkak.

Pasukan Bela Diri Jepang mengirim 180 personel dan 50 kendaraan ke Kyoto saat kereta api melintasi Jepang bagian barat dan tengah dihentikan, termasuk bagian dari satu jalur kereta peluru Shinkansen.

Hujan yang sangat deras tampaknya telah tersentuh udara hangat, lembap yang mengalir dari Samudera Pasifik dan mengintenskan aktivitas hujan musiman. Sisa-sisa badai topan sekarang yang menyapu Jepang awal pekan ini juga menjadi penyebanya, kata para pejabat.

Salah satu bagian dari pulau utama Jepang, Pulau Shikoku, yang terkecil terkena 98 milimeter hujan di jam ke 08.00 pagi pada Jumat, dengan total 908 milimeter dalam 48 jam sebelumnya. Beberapa bagian dari Jepang tampak akan menghadapi 400 milimeter hujan dalam 24 jam mendatang, dengan hujan yang ditetapkan akan berlanjut sampai Minggu.

Bencana cuaca Jepang masih jauh dari selesai. Topan Maria, yang terbentuk jauh di Pasifik, akan menguat, kemungkinan menjadi badai Kategori 4 yang intensif, dan tampaknya langsung menargetkan pulau-pulau barat daya Okinawa awal minggu depan.

Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018