Sochi (ANTARA News) - Brazil akan berhadapan dengan Kosta Rika pada Jumat di mana mereka memerlukan kemenangan untuk terhindar dari menyamai rekor terburuknya di Piala Dunia, namun fokus kekhawatiran mereka kembali bukan tertuju pada tim, namun satu individu -- Neymar.

Pemain Paris St Germain (PSG) itu suka menjadi pusat perhatian namun perhatian yang tertuju menjelang pertandingan Jumat di St Petersburg didapat karena alasan-alasan yang keliru.

Neymar dikritik untuk penampilannya saat Brazil bermain imbang 1-1 dengan Swiss pada pertandingan pembukaan mereka akhir pekan silam.

Ia tanpa ampun menjadi incaran kubu Swiss, yang melakukan sepuluh berbanding 19 pelanggaran Brazil, jumlah pelanggaran yang sama seperti yang dilakukan beberapa tim secara keseluruhan.

Namun ia juga tampil di bawah standar terbaiknya dan hanya memperlihatkan sedikit tanda bentuk penampilan yang membuatnya menjadi pesepak bola termahal di dunia, ketika PSG mendatangkannya dari Barcelona Agustus silam.

Hal yang lebih buruk lagi, banyak penggemar beranggapan ia bermain untuk dirinya sendiri ketimbang negaranya.

"Kapanpun bola datang kepada dirinya ia melambatkan permainan, terlepas dari apakah itu adalah hal yang benar untuk dilakukan atau tidak," tulis mantan bek Prancis Marcel Desailly kepada The Guardian.

"Karena ia tahu ia memiliki talenta untuk mengubah pertandingan, Anda mendapat impresi Neymar ingin menjadi seseorang yang melakukan sesuatu yang istimewa. Namun ia harus memahami bahwa tidak seperti itu di level internasional. Ia mungkin merupakan pemain terhebat, namun Anda harus berpikir secara kolektif."

Neymar meninggalkan sesi latihan Selasa karena merasa sakit pada pergelangan kakinya, namun ia diperkirakan telah bugar untuk apa yang dapat menjadi pertandingan keempat Brazil di Piala Dunia tanpa kemenangan, laju yang tidak diharapkan yang akan menyamai laju terburuk mereka sejauh ini, yang terukir pada 1974-1978.

Lawan mereka di St Peterbusg juga sangat membutuhkan poin setelah kalah dari Serbia pada pertandingan pembukaannya.

Perempat finalis empat tahun silam, Kosta Rika telah tujuh kali kalah dari sembilan pertandingan terakhirnya dan hanya mengemas lima gol selama prosesnya.

Catatan itu mengindikasikan sang juara dunia lima kali semestinya dapat mengamankan raihan tiga poin.

Meski demikian, Brazil tidak meremehkan lawannya -- dengan atau tanpa kemampuan brilian Neymar.

"Ini akan menjadi pertandingan sulit sebagaimana semua pertandingan di Piala Dunia," kata Philippe Coutinho. "Mereka adalah tim yang bagus. Kami menyaksikan pertandingan melawan Serbia, dan itu hanya ditentukan dari situasi bola mati."

"Ini merupakan peluang lain bagi kami. Kami perlu melakukannya, kami semua terfokus. Kami kuat secara mental untuk memainkan pertandingan hebat." Demikian laporan Reuters.

(Uu.H-RF/I015)

Pewarta: antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018