Beijing (ANTARA News) - Gerakan Indonesia Membantu (GIM) menggali potensi para pelajar Indonesia di Nanjing, China, agar bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional saat kembali ke Tanah Air.

"Berkontribusi terhadap negara dapat dilakukan dengan berbagai hal sesuai dengan kemampuan masing-masing," kata Ketua GIM Kukuh Pamuji di Beijing, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa gerakan yang dideklarasikan para mahasiswa Indonesia di Ibu Kota Provinsi Jiangsu bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2018 itu merupakan gerakan sosial yang mendorong setiap pelajar Indonesia untuk ikut saling membantu dan saling peduli terhadap sesama.

"Kegiatan utama kami memberikan bantuan materi dan nonmateri kepada pelajar Indonesia yang memiliki potensi untuk berkontribusi bagi Bangsa dan Negara Indonesia pada masa-masa mendatang," ujarnya.

Selain itu, GIM mengajak para pelajar Indonesia untuk lebih peka melihat dan peduli terhadap sesama pelajar yang melanjutkan pendidikan di luar negeri.

GIM juga akan menyusun bank data berisi informasi pendidikan di luar negeri sekaligus wadah silaturahmi dan diskusi.

"Sebagaimana motto organisasi GIM yaitu `Mengubah hal besar melalui langkah kecil`, kami mengajak seluruh pelajar atau alumni dari luar negeri untuk bersama-sama menulis buku yang berisi kisah-kisah inspiratif," ujar penggagas GIM, Agus Supriyadi, yang sedang menyelesaikan pendidikan S3 di Nanjing Normal University itu.

Ia berharap pengalaman inspiratif para pelajar itu bisa mengobarkan semangat generasi emas Indonesia.

Provinsi Jiangsu yang berada di pesisir Timur daratan Tiongkok merupakan salah satu tujuan utama para pelajar asal Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di segala bidang, terutama bidang eksakta.

Selain di Kota Nanjing, tidak sedikit pelajar Indonesia yang bersekolah di Kota Wuxi. Jarak kedua kota tersebut relatif dekat dengan Shanghai, kota terpadat di China, yang dapat ditempuh dengan kereta api.
 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018