Kuala Lumpur  (ANTARA News) - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, pada Rabu mengatakan bahwa pemerintahannya berencana mereklamasi pulau di wilayah yang status kepemilikannya juga diklaim Singapura.

Rencana tersebut diumumkan hanya beberapa hari setelah Mahathir membatalkan proyek besar pembangunan rel kereta dengan Singapura.

Satu dekade yang lalu, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa wilayah bebatuan tengah laut di dekat pintu Selat Singapura, yang dikenal dengan nama Middle Rocks, merupakan teritori Malaysia. Pada saat bersamaan, pengadilan yang sama juga menyatakan pulau Pedra Branca di dekatnya adalah milik Singapura.

Malaysia menggugat keputusan Mahkamah Internasional pada tahun lalu untuk memiliki Pedra Branca. Singapura kemudian melawan gugatan tersebut dan kementerian luar negeri Singapura pada Rabu mengaku mendapat informasi dari Mahkamah Internasional bahwa Malaysia telah menarik gugatannya.

Dalam konferensi pers pada Rabu, Mahathir mengatakan bahwa pihaknya telah memulai pembangunan perluasan pulau di Middle Rocks.

"Niat kami adalah memperluas Middle Rocks sehingga kami bisa membangun sebuah pulau kecil di sana," kata dia.

Mahathir menolak menjelaskan lebih jauh dengan alasan bahwa rencana tersebut belum sepenuhnya diselesaikan.

Pemerintah Singapura hingga kini belum berkomentar mengenai rencana Malaysia.

Meski Singapura tidak berupaya untuk mengklaim kepemilikan atas Middle Rocks, mereka dipercaya memantau dengan seksama rencana Malaysia membangun kawasan yang menjadi pintu masuk bagi salah satu jalur perkapalan tersibuk di dunia ini.

Pada tahun lalu, kantor berita Malaysia Bernama melaporkan pembukaan pangkalan maritim bernama Abu Bakar di Middle Rocks.

Pangkalan ini terdiri dari sebuah dermaga yang menghubungkan dua bebatuan terbesar -- yang terpisah sejauh 320 meter -- sebuah mercusuar dan sebuah helipad.

Mahathir sendiri sudah mengambil keputusan besar terkait Singapura, dengan membatalkan sebuah proyek pembangunan rel kereta cepat yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Singapura.

Kementerian perdagangan Singapura pada Senin mengaku belum menerima komunikasi resmi dari Malaysia mengenai keputusan itu.

Singapura dulunya merupakan bagian dari Malaysia namun kemudian memisahkan diri pada 1965 sehingga menyebabkan persoalan diplomatik dan ekonomi selama bertahun-tahun. Kedua negara sempat mengalami hubungan buruk saat Malaysia dipimpin Mahathir pada 1981 sampai 2003, demikian Reuters.

(Uu.G005/M016)

Pewarta: antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018