Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Pengurus Mesjid Raya Pekanbaru tidak lagi meneruskan tradisi mendatangkan imam salat dari Palestina dan Timur Tengah pada Ramadhan tahun ini. "Kami memberdayakan imam yang ada," kata Wakil Sekretaris Pengurus Mesjid Raya Pekanbaru, Rinaldi, di Pekanbaru, Rabu.

Mesjid Raya Pekanbaru sebenarnya sudah memiliki imam sendiri, yang bernama Nisfu Rinaldi Sitorus Pane, yang hafiz Alquran 30 juz. Karena itu, pengurus merasa tidak masalah harus menghentikan "impor" imam dari Palestina dan Timur Tengah yang seakan menjadi tradisi di mesjid peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura itu sejak 11 tahun lalu.

Pane yang berusia muda adalah qori juara MTQ Nasional penghapal Al Quran. Dia mulai ikut lomba hapalan Alquran dari 5 juz, 10 juz, 20 juz hingga 30 juz.

"Imam Nisfu Rinaldi ini kita berdayakan untuk imam salat tarawih, kita tak lagi mendatangkan dari luar. Dia juga pernah ikut dalam hapalan Alquran 30 juz tingkat internasional," katanya.

Walau tak lagi mendatangkan imam dari luar, namun kata Rinaldi, untuk bacaan salat tarawih satu malam tetap satu juz Alquran. "Di mesjid kita ini, sholat tarawihnya satu malam bacaan suratnya satu juz. Sholat tarawihnya 23 rakaat bersama witir. Tata tertib salat tarawihnya dengan dua rakaat satu salam," katanya. Jemaah tetap meramaikan masjid ini walau satu malam bacaan salat tarawihnya satu juz, dan tak lagi menggunakan imam dari luar negeri.

"Walau tak lagi imam dari Timur Tengah, tetap saja jemaah ramai bersalat tarawih di tempat kita," kata Rinaldi.

Pewarta: Febrianto Anggoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018