Brussels (ANTARA News) - CEO Facebook Mark Zuckerberg memenuhi panggilan Parlemen Uni Eropa untuk mempertanggungjawabkan kebocoran data di platfrom jejaring sosial terbesar dunia yang merugikan jutaan warga benua tersebut.

Dikutip dari laman Reuters, sidang Zuckerberg di Eropa tidak terlalu lama seperti yang pertama di Amerika Serikat, sehingga tidak banyak rincian yang didapat oleh para pembuat kebijakan Eropa. Sidang tersebut hanya berlangsung sekitar 1,5 jam.

Dalam sesi tersebut, Zuckerberg dilaporkan banyak mengulang apa yang sudah pernah dia berikan saat sidang di AS lalu, mengenai rencana perbaikan mereka setelah skandal data.

Selama 10 menit pertama sidang, Zuckerberg meminta maaf atas kebocoran data yang melibatkan 2,7 juta warga di Uni Eropa serta berusaha meyakinkan Parlemen bahwa mereka sudah menyiapkan langkah-langkah yang lebih baik.

“Kami menyadari selama beberapa tahun belakangan ini tidak banyak berbuat untuk mencegah perangkat yang kami kembangkan digunakan untuk kejahatan. Apakah berita palsu, campur tangan asing dalam pemilihan umum, atau pengembang menyalahgunakan informasi pengguna, kami tidak melihat cukup luas mengenai kewajiban kami,” kata Zuckerberg, yang kembali memakai setelan jas saat sidang.

Baca juga: Zuckerberg setuju pertemuan dengan Uni Eropa disiarkan langsung

Salah satu legislator yang bertanya saat sidang, Phillipe Lamberts dari Green, salah satu dari 12 partai pemimpin, menyatakan ketidakpuasannya atas jawaban yang diberikan pimpinan Facebook. Lamberts bertanya nyaris separuh waktu sidang yang disiarkan secara langsung ini.

“Saya bertanya enam “ya atau tidak”, tapi, tidak dapat jawaban satu pun,” kata Lamberts.

Zuckerberg telah setuju untuk bertemu dengan para pembuat kebijakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana Cambridge Analytica dapat mengakses data 87 juta pengguna Facebook.

Zuckerberg juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu (23/5), namun, dia masih menolak untuk menghadiri undangan dari Inggris Raya.

Baca juga: Terlibat skandal data, pengguna Facebook justru naik

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018