Washington (ANTARA News) - Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan FBI tengah menyelidiki Cambridge Analytica yang merupakan perusahaan data politik yang kini pailit gara-gara skandal penanganan informasi pengguna Facebook Inc, lapor New York Times seperti dikutip Reuters.

Para jaksa akan menanyai para mantan pegawai Cambridge Analytica dan beberapa bank yang menangani bisnis perusahaan konsultan politik itu, tulis The Times mengutip sumber resmi pemerintah AS dan pihak lain yang mengetahui masalah ini.

Belum lama bulan ini Cambridge Analytica menyatakan telah menutup operasi bisnisnya setelah kehilangan pelanggan dan dipaksa mengeluarkan kompensasi akibat berbagai gugatan hukum menyusul kabar skandal di mana perusahaan itu memanen data pribadi milik jutaan pengguna Facebook sejak 2014.

Tudingan penyalahgunaan data 87 juta orang pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica yang disewa oleh tim sukses Presiden Donald Trump pada Pemilu 2016 itu telah memicu rangkaian penyelidikan di AS dan Eropa.

Baca juga: Cambridge Analytica gulung tikar

Penyelidikan oleh Departemen Kehakiman AS dan FBI akan fokus kepada masalah keuangan perusahaan data ini dan bagaimana perusahaan itu mendapatkan serta memanfaatkan data yang ditarik dari Facebook dan sumber-sumber lainnya, tulis The Times.

Menurut koran AS itu, para penyidik sudah menghubungi Facebook.

FBI, Departemen Kehakiman dan Facebook menolak mengomentari hal ini ketika ditanyai Reuters, sedangkan para mantan pejabat Cambridge Analytica juga belum bisa mengomentari hal ini.

Cambridge Analytica didirikan sekitar 2013, awalnya fokus kepada Pemilu AS. Perusahaan ini mendapatkan pendanaan 15 juta dolar AS dari miliarder yang juga donatur Republik, Robert Mercer, demikian Reuters.

Baca juga: Kedatangan Facebook belum selesaikan masalah

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018