Bagaimanapun dan apapun motif pelaku melakukan aksi pengeboman tersebut, merupakan aksi penistaan terhadap kemanusiaan. Apalagi pemboman dilakukan saat ummat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengutuk keras aksi peledakan bom di beberapa lokasi Surabaya, Jawa Timur, Minggu.

"Pelaku peledakan bom di rumah ibadah di Surabaya menunjukkan tidak memiliki keadaban," kata Abdul Kharis Almasyhari melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.

Menurut Abdul Kharis, setiap aksi teror bom selalu menyisakan duka yang tidak terelakkan bagi korban dan keluarganya.

Kharis juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada para korban dan ucapan agar keluarganya dapat bersabar.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta seluruh masyarakat Indonesia tidak boleh takut pada aksi teror.

"Seluruh masyarakat Indonesia harus bersatu dan bersama-sama membangun kesadaran bahwa aksi teror, pelaku, dan orang di belakangnya adalah musuh bersama bangsa Indonesia," katanya.

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah V ini berharap adanya sinergi antarlembaga untuk menganalisa penyebab serta rekomendasi kebijakan secara utuh.

Komisi I DPR RI, kata dia, berharap Badan Intelijen Negara (BIN) dapat meningkatkan kapasitas deteksi dan peringatan dini sekaligus kapasitas cegah tangkal dini aparat keamanan, terutama di pusat keramaian warga.

"Ini peledakan bom yang menewaskan beberapa orang ini tidak dapat diterima," katanya.

Kharis menegaskan, baru saja terjadi tragedi penyerangan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, awa Barat, kini aparat keamanan harus mengungkap identitas pelaku dan aktor pemikir di balik aksi pemboman tersebut, tanpa mengaitkannya dengan agama tertentu, karena teror bom ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Siapa pun dalangnya, saya katakan kepada mereka, hentikan aksi terorisme ini," katanya

Kharis mengutuk keras aksi peledakan bom bunuh diri tersebut.

"Bagaimanapun dan apapun motif pelaku melakukan aksi pengeboman tersebut, merupakan aksi penistaan terhadap kemanusiaan. Apalagi pemboman dilakukan saat ummat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan," kata Kharis.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018