Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan pelatihan ekspor-impor untuk para pengusaha Afghanistan selama tiga hari di Kabul, dalam kegiatan yang bertajuk "Training on Export-Import Procedure" pada 7-9 Mei 2018.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengharapkan, pelatihan tersebut berkontribusi dalam meningkatkan hubungan dagang dan neraca perdagangan Indonesia-Afghanistan di masa depan.

"Pelatihan ini mendorong pengusaha Afghanistan untuk bermitra dengan pengusaha Indonesia. Materi pelatihan menitikberatkan pada peningkatan neraca perdagangan Indonesia-Afghanistan lewat kegiatan ekspor dan impor," kata Arlinda, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin.

Materi yang disajikan dalam pelatihan tersebut meliputi pengenalan produk potensial Indonesia dan Afghanistan, tinjauan kegiatan ekspor-impor, prosedur dan dokumen ekspor-impor, sistem pembayaran ekspor-impor, prosedur transportasi dan penanganan kargo ekspor-impor.

Selain itu juga ketentuan perdagangan internasional (INCOTERMS 2010), kalkulasi dan penentuan harga ekspor, latihan pengisian dokumen ekspor, serta kisah sukses para eksportir.

Selain itu, lanjut Arlinda, pelatihan tersebut juga memberikan pengetahuan mengenai perdagangan internasional kepada para pengusaha Afghanistan. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, menggelar pelatihan ini sebagai program pengembangan kapasitas.

Sebanyak 30 peserta berpartisipasi dalam pelatihan tersebut, terdiri atas pengusaha Afghanistan yang ingin melakukan kegiatan ekspor-impor dengan Indonesia, serta pejabat instansi pemerintah.

Pelatihan ekspor-impor ini juga menjadi salah satu cara Indonesia meningkatkan ekspor ke negara yang menjadi pasar nontradisional.

"Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta mampu memahami seluk-beluk proses ekspor dan impor. Khususnya, proses penyelesaian administrasi sesuai prosedur dan dokumen, sistem pembayaran ekspor, transportasi, dan penanganan kargo, keterampilan kalkulasi harga, serta berbagi informasi tentang produk potensial antar negara," ujarnya.

Pelatihan ekspor-impor di Afghanistan itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan bilateral Presiden Joko Widodo ke Afghanistan pada Januari 2018. Presiden berkunjung dalam rangka meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.

Pelatihan itu juga menjadi bentuk dukungan Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian bagi warga Afghanistan.

Tercatat, nilai ekspor Indonesia ke Afghanistan pada 2017 sebesar 20,2 juta dolar AS atau meningkat 24,69 persen dibandingkan 2016 yang sebesar 16,2 juta dolar AS. Sedangkan, nilai impor pada 2017 sebesar 29 ribu dolar AS, atau turun 6,45 persen dibandingkan 2016 yang sebesar 31 ribu dolar AS.

Menurut Arlinda, pengusaha Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspor ke Afghanistan, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Salah satunya terlihat dari jumlah pembeli dari Afghanistan yang mengunjungi Trade Expo Indonesia tahun 2017 sebanyak 266 orang.

Kunjungan pembeli dari Afghanistan tersebut menghasilkan transaksi dagang sebesar 64 ribu dolar AS. Produk utama yang diminati antara lain perlengkapan rumah tangga, produk dari kayu, produk herbal, serta kertas dan produk kertas.

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018