Washington (ANTARA News) – Psikolog untuk aplikasi yang mendalangi peretasan data dari 50 juta pengguna Facebook, Minggu (22/4), membela perannya dalam skandal itu dengan berkilah dia "tidak pernah mendengar kata" penentangan dari raksasa media sosial itu.

Facebook mengatakan bahwa aplikasi yang dibuat Aleksandr Kogan, This Is Your Digital Life, diunduh oleh 270.000 orang dan juga memberi akses bagi Kogan ke teman-teman para pengunduh tersebut.

Data itu diteruskan kepada perusahaan komunikasi Inggris Cambridge Analytica dan digunakan untuk membantu memilih Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun, perusahaan itu menyalahkan Kogan karena menyalahgunakannya, sementara dia mengklaim bahwa mereka dan Facebook menjadikannya sebagai kambing hitam.

Dosen Universitas Cambridge itu mengatakan kepada acara 60 Minutes CBS bahwa dia "benar-benar minta maaf" atas peretasan data tersebut, tetapi menegaskan ada keyakinan cukup luas bahwa pengguna mengetahui data mereka dijual dan dibagikan.

"Saat itu, kami pikir baik-baik saja... Saya pikir bahwa gagasan utama yang kami miliki – yang semua orang tahu dan tidak ada yang peduli – pada dasarnya cacat. Dan karena itu, saya benar-benar minta maaf," katanya.

Baca juga: Uni Eropa tekan Facebook terkait skandal data

Psikolog itu juga menuding bahwa Facebook menyebut "aplikasinya jahat" – dan menegaskan bahwa meski dia tidak yakin dia telah membaca kebijakan pengembang Facebook yang melarang pemindahan atau penjualan data pengguna, jejaring sosial itu gagal menegakkannya dalam hal apa pun.

"Saya memiliki bukti persyaratan layanan yang berlaku selama 1,5 tahun yang menyebutkan bahwa saya dapat memindahkan dan menjual data. Tidak pernah mendengar sepatah kata pun," katanya, merujuk kepada perjanjian pengguna aplikasinya.

"Facebook jelas tidak pernah peduli," tambahnya, demikian seperti dilansir AFP.

Baca juga: Kominfo kembali surati Facebook minta penjelasan data bocor


 

Penerjemah: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018