Damaskus, Suriah (ANTARA News) - Militer Suriah pada Sabtu (31/3) mengumumkan kemenangan besar, setelah menguasai sebagian besar Ghouta Timur di pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Di dalam satu pernyataan, militer mengatakan bahwa setelah serangkaian aksi militer "yang direncanakan secara tepat", militer telah merebut 31 kota kecil dan daerah di Ghouta Timur, dan masih berperang melawan gerilyawan di Kabupaten Douma --kubu terakhir gerilyawan di bagian utara Ghouta Timur.

Ratusan gerilyawan telah tewas dan pusat komando mereka dihancurkan selama serangan tersebut, yang dimulai pada penghujung Februari, kata pernyataan militer.

Ditambahkannya, kemenangan di Ghouta Timur mengamankan jalan antara Damaskus dan daerah lain Suriah di bagian utara dan juga ke daerah timur Suriah sampai perbatasan dengan Irak.

Membebaskan daerah itu juga mengakhiri penderitaan rakyat Damaskus akibat serangan mortir yang ditembakkan oleh gerilyawan dari Damaskus Timur, demikian laporan Xinhua.

Pernyataan tersebut juga mengatakan kemenangan di daerah itu merupakan pukulan buat "proyek pelaku teror" yang mengincar Suriah.

Sementara itu, militer berjanji akan melanjutkan perangnya melawan terorisme di seluruh Suriah.

Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah kelompok terakhir gerilyawan mengungsi dari kubu terakhir mereka di Ghouta Timur pada Sabtu.

Gerilyawan meninggalkan Kota Kecil Zamalka, Arbeen, Ayn Tarma dan Jobar untuk pergi ke daerah yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah.

Kota kecil itu telah menyaksikan pengungsian massal gerilyawan dan keluarga mereka selama satu pekan belakangan.

Pembebasan keempat kota kecil tersebut merupakan langkah besar dalam pengumuman pembebasan Ghouta Timur dari gerilyawan, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.

Pada Sabtu pagi, SANA mengatakan sebanyak 38.000 gerilyawan dan keluarga mereka telah mengungsi dari bagian tengah Ghouta Timur menuju daerah yang dikuasai gerilyawan di Idlib sejak proses pengungsian dimulai pada Sabtu pekan sebelumnya.

Keempat kota kecil tersebut dipandang sebagai yang paling berbahaya buat ibu kota Suriah karena kedekatannya dengan permukiman di Damaskus Timur.

Gerilyawan di daerah itu telah berulangkali berusaha untuk menyusup ke ibu kota Suriah dari daerah tersebut dan telah melancarkan sangat banyak serangan bom mortir terhadap permukiman di Damaskus.

Setelah keempat daerah tersebut, hanya Douma di bagian utara Ghouta Timur masih berada di bawah kendali Tentara Islam di tengah perundingan yang berlangsung dan diperantarai oleh Rusiah untuk mencapai kesepakatan serupa di Douma.

Stasiun televisi pan-Arab, Al-Mayadeen, mengatakan kesepakatan Douma dapat dicapai dalam beberapa jam ke depan.

Ghouta Timur, wilayah pertanian seluas 105 kilometer persegi yang terdiri atas beberapa kota kecil dan lahan pertanian, menjadi ancaman terakhir buat ibu kota Suriah akibat kedekatannya dengan permukiman yang dikuasai pemerintah di Damaskus Timur dan serangan mortir yang berlangsung yang ditujukan ke daerah permukiman di ibu kota Suriah.

Ghouta Timur dikuasai oleh empat kelompok utama gerilyawan --yaitu Tentara Islam, Failaq Ar-Rahman, Ahrar Ash-Sham, dan Komite Pembebasan Levant, yang juga dikenal dengan nama Front An-Nurs dan memiliki hubungan dengan Al-Qaida.

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018