New York (ANTARA News) - Bangladesh tidak banyak mengandalkan bantuan dari donor asing dalam upayanya memindahkan 100.000 pengungsi Rohingya ke satu pulau tak berpenghuni, sebuah usaha yang belum ada kerangka waktunya, kata seorang menteri dari negara itu dalam satu wawancara.

Menteri Negara Urusan Luar Negeri Bangladesh Mohammed Shahriar Alam mengatakan dalam wawancara dengan kantor berita Reuters pada Jumat lalu yang disiarkan Selasa bahwa Bangladesh mendanai keseluruhan dari sekitar 280 juta dolar AS biaya pembangunan rumah dan benteng penahan badai di pulau berlumpur Bay of Bengal dan mempertimbangkan permintaan formal dana internasional.

Tidak ada pengungsi yang melarikan diri dari penindakan di Myanmar yang akan dipindahkan ke sana tanpa persetujuan mereka, ia menambahkan.

Sekitar 700.000 muslim Rohingya sejak Agustus melintasi perbatasan dari negara bagian Rakhine di Myanmar menuju Bangladesh dan sekarang berdesakan di kamp-kamp sempur di Cox’s Bazar.

Karena kesepakatan repatriasi antara dua negara bertetangga itu tertunda, Bangladesh ingin menyiapkan rumah-rumah baru di pulau terdekat yang disebut Bhasan Char, sebelum awal hujan monsun musiman yang bisa tiba akhir April.

"Kami tidak memiliki kerangka waktu karena ini membutuhkan sangat banyak uang," kata Alam di kantor perwakilan Bangladesh di Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York.

"Kami sejauh ini membangunnya dengan biaya dari kami sendiri. Saya tidak terlalu berharap mengenai seberapa banyak dana yang akan bisa digalang oleh masyarakat internasional."
 
Pengungsi Rohingya Mencapai 480.000 Sejumlah pengungsi Rohingya beraktifitas di Kamp Pengungsian Ukhia, Cox Bazar, Bangladesh, Kamis (28/9/2017). PBB menyatakan jumlah pengungsi Rohinya telah mencapai 480.000 orang sejak konflik di Rakhine berlangsung pada 25 Agustus 2017. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)


Menepis Kekhawatiran

Gelombang terkini pengungsi bergabung dengan sekitar 300.000 orang Rohingya yang sudah ada di Bangladesh, salah satu negara termiskin dan terpadat di dunia. Mereka lari untuk menyelamatkan diri dari penindakan militer di tempat asal mereka di Myanmar.

Satu cabang koordinasi Perserikatan Bangsa-Bangsa secara terpisah mengajukan permintaan dana 951 juta dolar AS untuk bantuan mendesak.

Alam menunjuk pada cetak biru konstruksi pulau yang berada sekitar 30 kilometer dari daratan utama, dan mengatakan satu rencana bisa membawa para donor potensial ke sana.

Ia menepis kekhawatiran kelompok-kelompok internasional seperti Amnesty International mengenai kerentanan pulau berendapan lumpur itu terhadap banjir sebagai "kesalahpahaman".

"Sejumlah orang mengemukakan kekhawatiran tentang Bhasan Char (tapi) sebenarnya sama sekali tidak ada alasan untuk khawatir karena kami membangun tanggul-tanggul," katanya.
Pengungsi Rohingya Mencapai 480.000 Seorang wanita pengungsi Rohingya bersama anaknya berdiri di Kamp Pengungsian Ukhia, Cox Bazar, Bangladesh, Kamis (28/9/2017). PBB menyatakan jumlah pengungsi Rohinya telah mencapai 480.000 orang sejak konflik di Rakhine berlangsung pada 25 Agustus 2017. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)


Bangladesh melihat pulau itu sebagai bagian dari pengaturan sementara para pengungsi.

Alam mengatakan Bangladesh menyampaikan rancangan pembangunan pulau itu ke Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang menunjukkan bahwa "kami melibatkan orang-orang, negara-negara, dan organisasi-organisasi untuk membantu dan berkontribusi" dalam pembiayaan.

"Kami belum melakukannya," kata menteri itu. "Kami belum memutuskan tentang itu."
 

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018