Jakarta (ANTARA News) - Ruang publik, salah satunya transportasi umum, rentan menjadi tempat penularan tuberkulosis karena dapat ditularkan melalui udara, kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono.

"Percikan ludah atau dahak yang dikeluarkan menjadi media penularan yang sangat cepat. Penularan TBC melalui udara akan sangat rentan terjadi di ruang publik seperti stasiun," ujar Anung Sugihantono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan dari berbagai penelitian, akan ada puluhan ribu kuman yang keluar dari batuk dan bersin sehingga ia mengingatkan penderita menggunakan masker dan berperilaku hidup bersih dan sehat.

Untuk mengurangi resiko penularan penyakit ISPA, penggunaan respirator N95 sangat disarankan sebagai upaya yang untuk melindungi masyarakat terkena virus tuberkulosis.

"Kami menyarankan pemakaian respirator N95 digunakan oleh masyarakat, baik pasien tuberkulosis untuk mencegah terjadinya penularan kepada orang lain, serta melindungi masyarakat umum dari tertularnya virus tersebut," ujar Manajer Divisi Peduli Kesehatan Konsumen PT 3M Indonesia Yunadi Aulia Desmawan.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang baru dikeluarkan Januari 2018 menyatakan jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia mencapai 1,6 juta orang selama 2016, dengan estimasi 100.000 kematian per tahunnya.

Dengan demikian, terdapat 273 kasus kematian per hari atau 11 kematian setiap jam akibat tuberkulosis.

Tuberkulosis merupakan sepuluh besar penyakit menular yang paling banyak menyebabkan kematian di seluruh dunia. Pada 2016, sebanyak 10,4 juta orang di seluruh dunia telah tertular penyakit tuberkulosis dan 1,7 juta orang di antaranya meninggal dunia.

Indonesia, India, China, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika Selatan merupakan tujuh negara berkembang yang menyumbang 64 persen total penyebaran tuberkulosis di seluruh dunia.

Ada pun Hari Tuberkulosis Dunia diperingati pada 24 Maret 2018, salah satu kegiatan untuk memperingatinya adalah pembagian ribuan respirator N95 di Monumen Nasional (Monas).

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018