Makassar (ANTARA News) - Meskipun sudah banyak laporan yang diterima terkait dugaan penipuan biro travel umrah Abu Tours, pihak kepolisian belum juga menetapkan tersangka kepada kepada pemiliknya karena alasan tertentu.

Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol Yudiawan Wibisono dalam rapat dengan DPRD Sulsel, Selasa, mengatakan dalam kasus itu sudah dilakukan pemeriksaan sebagai bahan penyelidikan. Pihaknya telah memanggil 44 orang, termasuk agen, karyawan serta pemilik langsung.

Aset tidak bergerak yang telah disita 34 unit rumah, bangunan juga lahan, serta 32 unit harta bergerak seperti mobil dan lainnya.

Bila dihitung nilai aset tersebut hanya Rp100 miliar lebih, sementara anggaran yang dikelola dan masuk ke travel dimaksud lebih dari Rp1 trilun. Meski demikian pihaknya sudah melakukan penyelidikan sampai pada gelar perkara.

"Banyak bertanya kenapa Polda tidak langsung menetapkannya, meskipun sudah dilakukam sesuai prosedur, ini karena ada pertimbangan lain, yakni meredam gejolak dimasyarakat hingga pada akhirnya menimbulkan kegaduhan. Hari ini detik ini pun bisa kita lakukan itu, tapi semua dipertimbangkan," paparnya.

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bersama dan pemilik Abu Tour juga koperatif, Polda bersama pihak terkait seperti Kemenang dan perbankan tetap bersinergi satu sama lain untuk mencari jalan keluar, mengingat jamaah sangat banyak.

Dalam rapat itu, pemilik Travel Abu Tour, Muhammad Hamsah Mamba berdalih bahwa dari seluruh jamaah 80 persen adalah jamaah yang sudah berangkat umrah atau limit order. Mereka menikmati subsidi silang dijalankan travel, sehingga dana subdisi banyak terkuras.

Hamsah mengungkapkan bila dihitung penuh keseluruhan jamaah berjumlah 96 ribuan atau mendekati 100 ribu orang dengan pengelolaan keuangan mencapai Rp1,2 triliun lebih. Skenarionya akan diberangkatkan hingga 2020 mendatang.

Mengenai jumlah agen tersebar di sejumlah daerah, kata dia, sebanyak 1.500 orang, sehingga dengan banyaknya agen tersebut, dirinya tidak menyangka jamaah mencapai puluhan ribu di seluruh Indonesia.

"Tadinya tujuan promo umroh Rp11 juta-Rp14 jutaan untuk menarik market, rugi lima tahun tapi bisa untung setelah itu, namun kejadiannya berbeda. Saat ini saya fokus bagaimana memberangkatkan jamaah bukan mencari lagi jamaah, investor pun terus saya dekati untuk membantu," ucap dia.

Meski keuangan tidak stabil, meskipun jamaah meminta refaund atau pengembalian uang, lanjutnya, percuma karena tidak sesuai dengan harapan, kendati semua aset perusahaan disita atau dijual tentu tidak bisa mengembalikan uang jamaah secara utuh, makanya dikeluarkan maklumat.

"Saya saat ini terus berusaha menyakinkan investor tentang potensi bisnis, dan saya sudah berjanji akan memberangkatkan semua jamaah, kalaupun itu bisa ditukar dengan nyawa, dan masalah selesai saya ikhlas," ujarnya pasrah.

Saat ditanya dikemanakan ratusan miliar uang jamaah tersebut, Hamsah tidak bisa menjelaskan secara terperinci karena semua sudah tercampur aduk dengan masalah lainnya.

Sedangkan Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Kadir Halid menyebutkan berdasarkan laporan diterima saat ini yang sudah membayar tambahan Rp15 juta sesuai tertuang dalam Maklumat Abu Tour sebanyak 2.600 orang.

"Itupun yang sudah membayar biaya tambahan sampai saat ini masih daftar tunggu dan belum jelas keberangkatannya, makanya diperjelas. Kami Komisi E akan merapatkan secara internal untuk segera dikeluarkan rekomendasi," tambahnya.

Baca juga: Abu Tours belum juga berangkatkan puluhan ribu pendaftar umrah

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018