Salisbury, Inggris (ANTARA News) -  Sergei Skripal, bekas agen ganda Rusia yang dinyatakan terbukti bersalah membocorkan identitas puluhan agen Rusia kepada intelijen Inggris, mendadak sakit keras, Selasa, setelah terpapar zat tak dikenal di Inggris selatan, kata beberapa sumber kepada Reuters.

Skripal ditangkap pada 2004 oleh dinas rahasia Rusia (FSB) atas dugaan membocorkan belasan agen rahasia Rusia kepada intelijen Inggris.  Dia divonis penjara 13 tahun pada 2006 lewat sebuah peradilan rahasia.

Saat itu Skripal mengaku telah membocorkan identitas agen-agen Rusia kepada dinas rahasia Inggris MI6, dengan imbalan uang yang sebagian disetor ke sebuah rekening bank Spanyol miliknya, lapor media massa Rusia saat itu.

Tapi dia mendapatkan pengampunan pada 2010 dari Presiden Rusia waktu itu Dmitry Medvedev, sebagai bagian dari pertukaran dengan 10 agen rahasia Rusia yang ditahan di AS, untuk kembali ke Moskow.

Pertukaran mata-mata yang disebut-sebut terbesar sejak Perang Dingin berakhir pada 1991 itu terjadi di bandara Wina di mana sebuah jet AS dan sebuah jet Rusia diparkir berdampingan sebelum agen-agen itu dipertukarkan.

Baca juga: Bekas agen rahasia Rusia mendadak sakit parah, diracunkah?

Salah satu agen Rusia yang dipertukarkan itu adalah Anna Chapman.  Dia adalah salah seorang dari 10 mata-mata yang berusaha bercampur baur dengan masyarakat AS demi mendekati pusat kekuasaan dan mempelajari rahasia negara AS.  Mereka ditangkap oleh FBI pada 2010.

Para agen Rusia itu disambut bak pahlawan di Moskow, bahkan Vladimir Putin yang juga mantan agen KGB menyanyikan lagu patriotis untuk mereka.

Sebaliknya Skripal dinggap pengkhianat oleh Rusia karena telah merusak jaringan mata-mata Rusia di Inggris dan Eropa.

Hubungan Inggris dan Rusia pernah tegang sejak pembunuhan mantan agen KGB Alexander Litvinenko dengan zat mengandung radioaktif polonium-210 di London pada 2006. Waktu itu Inggris meyakini pembunuhan itu dilakukan atas perintah langsung Presiden Vladimir Putin.

Litvinenko adalah pengkritik utama Putin yang membelot dari Rusia ke Inggris enam tahun sebelum dia diracun. Dia meninggal dunia setelah minum teh hijau yang kemudian diketahui telah dicampuri dengan isotop radioaktif yang sangat mematikan di Hotel Millennium, London.

Para dokter Inggris sempat kesulitan mencari penyebab sakitnya Litvinenko.

 

Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018