Kota Gaza (ANTARA News) - Palestina pada Jumat (5/1) menyampaikan keprihatinan yang mendalam sehubungan dengan dihentikannya sumbangan dan bantuan internasional yang menjadi andalan PBB untuk Lembaga Pekerjaan dan Bantuan bagi Pengungsi Palestina di Timur Jauh (UNRWA).

Jamal Al-Khudari, Ketua Komite Rakyat Palestina untuk Mengalahkan Pengepungan mengatakan di dalam siaran yang dikirim lewat surel bahwa penghentian sumbangan dan bantuan internasional buat UNRWA akan mengancam nyawa 75 persen pengungsi Palestina.

"Lebih dari satu juta pengungsi Palestina di Jalur Gaza hidup dari bantuan kemanusiaan yang disediakan oleh UNRWA. Jadi penghentian bantuan akan membahayakan nyawa mereka dan akan berarti bencana kemanusiaan sesungguhnya," kata Al-Khudari, sebagaimana dikutip Xinhua.

Pernyataan Al-Khudari dikeluarkan setelah Amerika Serikat mengancam bahwa negara tersebut akan menghentikan bantuan keuangannya buat UNRWA jika Palestina menahan diri dari kembali ke meja perundingan dengan Israel.

Anggota Parlemen Palestina itu menyeru AS agar menyesali ancamannya, dan memperingatkan, "Ini akan menempatkan pengungsi dan kamp pengungsi Palestina dalam kondisi bencana."

Para pemimpin Palestina telah berulangkali mengumumkan AS bukan lagi penaja bagi proses perdamaian Timur Tengah, sebagai protes atas pengumuman Presiden AS Donald Trump bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel dan memerintahkan pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Beberapa laporan sebelumnya mengatakan AS mengancam akan berhenti membayar sumbangan keuangan buat UNRWA jika Palestina terus menolak berunding dengan Israel.

AS setiap tahun menyumbang 364 juta dolar AS buat UNRWA, yang didirikan pada 1949 dan menyediakan bantuan serta layanan kemanusiaan untuk sebanyak lima juta pengungsi yang tinggal di Tepi Barat Sungai Jordan, Jalur Gaza, Jordania, Suriah dan Lebanon.

(Uu.C003)

Pewarta: Chaidar A
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018