Sanaa (ANTARA News) - Bentrokan baru pada Minggu (3/12) memaksa sekolah dan pertokoan ditutup di ibu kota Yaman, Sanaa, saat warga memperingatkan bahwa aliansi pemberontak yang telah terbentuk selama tiga tahun sudah hancur dan berubah menjadi "perang jalanan".

Saksi mata mengatakan pasukan yang loyal kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh memutus sejumlah jalan di Sanaa tengah dan dikerahkan untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari pemberontak Houthi.

Loyalis mantan pemimpin itu kembali berusaha merebut kendali Distrik Al-Jarraf, benteng Houthi yang didukung Iran, sementara pemberontak memperkuat posisinya dengan puluhan kendaraan yang dipasang senapan mesin.

Warga dari berbagai lingkungan mengatakan bahwa mereka melindungi diri di rumah mereka untuk menghindari penembak jitu dan penembakan saat bentrokan meletus di sekitar kementerian utama tempat kedua belah pihak telah bekerja sama beberapa hari sebelumnya.
 
Sementara, Kementerian Pendidikan membatalkan proses belajar mengajar pada Minggu karena mengkhawatirkan keselamatan murid dan para guru.

Saksi mengatakan beberapa jasad dari bentrokan beberapa hari sebelumnya masih berserakan di ibu kota.

Iyad al-Othmani (33) mengatakan dia belum keluar rumah selama tiga hari karena bentrokan dan ketegangan.

Karyawan sektor swasta Mohammad Abdullah mengatakan jalannya diputus oleh milisi dan dia tinggal di rumah untuk menghindari pos pemeriksaan.

“Sanaa menjadi seperti kota hantu. Ada perang jalan dan orang-orang bersembunyi di rumah mereka,” menurut aktivis lokal yang bekerja di Organisasi Keimigrasian Internasional (International Organisation for Migration/IOM) di Sanaa, demikian laporan AFP. (kn)




Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017