Baghdad (ANTARA News) - Irak pada Kamis memulai serangan militer ke wilayah terakhir yang masih dikuasai oleh kelompok bersenjata ISIS di dekat area perbatasan dengan Suriah, kata Perdana Menteri Haider al-Abadi.

"Para anggota ISIS harus memilih antara tewas di tangan tentara atau menyerah," kata Abadi dalam pernyataannya tentang operasi militer di wilayah al-Qaim dan Rawa, sebagaimana diwartakan Reuters.

Angkatan udara Irak telah menjatuhkan ribuan lembaran pamflet yang mendesak agar para anggota ISIS di wilayah perbatasan tersebut untuk menyerah. Pamflet itu juga menyerukan agar warga sipil menjauh dari lokasi persembunyian ISIS, demikian keterangan dari Komando Operasi Gabungan di Baghdad.

Kelompok ISIS saat ini masih menguasai sebagian wilayah perbatasan di sisi Suriah. Namun demikian, secara keseluruhan area yang mereka kuasai terus menciut karena dipaksa mundur oleh perlawanan dari berbagai pihak, di antaranya koalisi kelompok Kurdi, pasukan pemerintah Suriah, dan milisi asing yang mendapat dukungan dari Iran dan Rusia.

Negara ISIS yang dideklarasikan secara sepihak itu secara efektif sudah bubar sejak Juli lalu, saat pasukan pemerintah Irak--dengan dukungan Amerika Serikat--berhasil membebaskan Mosul, yang merupakan ibu kota de facto ISIS, melalui pertempuran sengit yang berlangsung selama sembilan bulan.

Benteng pertahanan besar ISIS lain di Suriah, Raqqa, juga jatuh pada pekan lalu.

Sementara itu pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi, yang mendeklarasikan kekhalifahan dari Mosul pada pertengahan 2014 lalu, berupaya meyakinkan pendukungnya dengan merilis sebuah rekaman suara pada 28 September.

Dalam rekaman itu Baghdadi menegaskan bahwa dirinya masih bernyawa dan membantah beberapa laporan yang menyebut pemimpin ISIS sudah tewas. Dia meminta para pendukung ISIS untuk tetap bertempur meski tengah mengalami kemunduran.

"Katakan kepada anak-anak dan keluarga kalian yang mengangkat senjata untuk melawan pemerintah pusat untuk membuang senjata mereka dan berlindung ke rumah yang terdapat bendera putih di atasnya ketika pasukan pembebasan memasuki al-Qaim," demikian tulisan dalam pamflet yang dijatuhkan oleh angkatan udara Irak.

Beberapa kelompok yang bergabung dalam serangan di perbatasan Suriah tersebut adalah angkatan bersenjata resmi, pasukan milisi Sunni, dan milisi Mobilisasi Rakyat yang didukung Iran, kata Komando Operasi Gabungan.
(UU.G005)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017