Kota Meksiko (ANTARA News) - Pihak berwenang Meksiko menemukan 112 migran, termasuk empat bayi, meringkuk hidup-hidup di bagian belakang truk dalam perjalanan di bagian selatan negara itu, kata kantor jaksa agung, Minggu.

Truk itu, yang menurut petugas dilengkapi dengan ventilasi dan air bagi penumpang, dicegat di jalan raya yang menghubungkan negara bagian selatan Chiapas dan tetangganya, Tabasco dan pengemudi ditangkap

Setiap tahun, ribuan migran, kebanyakan warga Amerika Tengah, melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan, menuju ke utara Meksiko dengan harapan bisa mencapai Amerika Serikat.

Kantor Kejaksaan Agung mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 23 anak di bawah umur ada di antara para imigran dari Guatemala, El Salvador, Honduras dan Ekuador, yang ditemukan di bagian belakang truk.

Para migran sedang menunggu pemeriksaan kesehatan.

Terkait isu migran, Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Jumat (2/6) mengatakan badan dunia itu terkejut saat mendengar laporan mengenai kematian 44 migran dan pengungsi di Gurun Sahara pekan ini, kebanyakan dari Nigeria dan Ghana.

Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan dalam taklimat harian bahwa perhitungan penyintas menunjukkan satu kelompok 50 orang sedang melakukan perjalanan ke Libya ketika truk mereka mogok di antara Kota Agadez dan Dirkou di gurun di Niger Utara. Akibatnya, mereka terpajan udara sangat panas dan kekurangan air minum.

Hanya enam orang selamat, kata Haq.

UNHCR kembali menyampaikan seruannya bagi pilihan yang layak bagi penyeberangan berbahaya tersebut buat orang yang memerlukan perlindungan internasional, demikian laporan Xinhua.

Badan pengungsi PBB itu berusaha memperoleh 75,5 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan manusia yang meningkat bagi perlindungan di Libya, termasuk orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan masyarakat penampung, serta pengungsi dan orang yang mencari suaka, kata Haq.

Pada penghujung Mei, lebih dari 30 migran, sebagian besar balita, tenggelam ketika 200 orang tanpa rompi penyelamat jatuh dari perahu di luar perairan Libya sebelum mereka ditarik ke perahu penyelamat yang sedang menunggu.

Perahu nahas itu sudah mendekati sebuah kapal penyelamat ketika tiba-tiba miring dan banyak migran terguling ke Laut Tengah, kata Komandan Penjaga Pantai Italia Cosimo Nicastro kepada Reuters.

Kelompok penyelamat MOAS, yang juga menempatkan satu kapalnya di sekitar lokasi, mengatakan pihaknya telah menemukan lebih dari 30 jenazah.

Badan penjagaan pantai mengerahkan lebih banyak kapal untuk membantu penyelamatan.

Badan tersebut mengatakan bahwa sebanyak 1.700 orang berdesak-desakkan di sekitar 15 perahu di wilayah itu.

Pemindahan orang dari perahu yang kelebihan muatan dapat menimbulkan risiko karena para migran yang putus asa terkadang menyerbu ke sisi terdekat dengan kapal penyelamat. Keadaan itu membuat perahu mereka kehilangan keseimbangan, yang kemudian miring tajam atau terbalik.   (Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017