Moskow (ANTARA News) - Warga Rusia pada Minggu (26/3) berdemonstrasi di seluruh negeri untuk memprotes korupsi dalam aksi yang diserukan oleh pemimpin oposisi Alexei Navalny.

Pihak berwenang di sebagian besar kota, termasuk Moskow, menolak mengizinkan unjuk rasa tersebut. Pada siang hari (0900 GMT) ada banyak polisi di sepanjang rute aksi protes yang direncanakan di ibu kota tersebut pada pukul 14.00.

Navalny menyerukan demonstrasi setelah bulan ini memublikasikan laporan rinci yang menuding Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengendalikan kekaisaran bisnis properti di balik jaringan organisasi-organisasi nirlaba. Laporan itu sudah dilihat lebih dari 11 juta kali di YouTube tetapi Medvedev sejauh ini tidak menanggapi.

Pengritik Kremlin yang mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan itu telah menghimpun pendukung di kota-kota besar Rusia dalam beberapa pekan terakhir.

Beberapa kota telah secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap pelaku aksi protes Minggu. Di Kota Novosibirsk, sekitar 2.000 orang berkumpul di pusat kota sembari membawa spanduk bertuliskan "Tidak pada korupsi" menurut situs web berita lokal Sib.fm.

Konstitusi Rusia mengizinkan perkumpulan publik, tetapi undang-undang terbaru memidanakan protes yang tidak diizinkan oleh otoritas kota, yang kerap menolak memberikan izin untuk unjuk rasa yang digelar oleh kritikus Kremlin.

Media lokal memperkirakan sekitar 1.500 mengikuti aksi di kota-kota Siberia Krasnoyarsk dan Omsk.

Di kebanyakan tempat, otoritas tidak mengizinkan unjuk rasa, dan beberapa dari mereka yang menggelar aksi protes ditahan oleh polisi.

Di kota timur jauh Vladivostok, sekitar 700 orang keluar untuk melakukan aksi protes menurut media lokal Prima Media, dan selusin orang ditahan oleh garda nasional.

Di kota Yekaterinburg, Urals, sekitar 1.000 mengikuti aksi protes menurut situs berita lokal Znak.com.

Navalny mengatakan di situs resminya bahwa 99 kota Rusia merencanakan aksi protes namun di 72 kota di antaranya pemerintah lokal tidak memberikan izin, mengutip beragam alasan mulai dari kebersihan jalan sampai acara-acara saingan dari beragam kelompok pro-Kremlin.

Otoritas juga menekan pada siswa untuk tidak menghadiri aksi, dan beberapa kota bahkan menjadwalkan ujian pada Minggu menurut sejumlah laporan yang dikutip kantor berita AFP. (kn)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017