Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar meminta infrastruktur penunjang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dipersiapkan untuk mempercepat konversi dari bahan bakar minyak menjadi gas.

"Ini seperti ayam dan telur lebih dulu yang mana, namun saya kira apabila ketersediaan gas juga masih ada, untuk menunjang konversi ada baiknya infrastruktur seperti SPBG, pipa jaringan gas dan terminal distributor gas tersedia dulu," kata Archandra ketika menghadiri pelepasan transportasi BBG di Monas, Jakarta, Senin.

Mantan Menteri ESDM tersebut menjelaskan berdasarkan data, penggunaan BBM terbesar terdapat pada sektor transportasi. Disusul pada posisi kedua, adalah listrik, dan selanjutnya yang ketiga adalah kebutuhan rumah tangga.

Melihat data tersebut, konsumsi BBM pada transportasi pertumbuhannya mencapai 13 persen per tahun, sementara di ekonomi hanya kisaran 5,5 persen, menurutnya hal ini berarti kendaraan telah tumbuh dua kali lipat setiap tahun.

"Ini adalah sinyal, bahwa konversi BBM menjadi BBG adalah prioritas. Kalau mengandalkan BBM dengan pertumbuhan naik dua kali lipat tiap tahun jelas ada yang subsidinya, tapi alangkah baiknya kita dorong," katanya.

Hari ini Archandra mendatangi acara peluncuran kampanye "Bahan Bakar Gas untuk Indonesia". Acara tersebut berkonsep road show dengan mobil pribadi, taxi hingga bajaj berbahan bakar gas.

Archandra sempat mencoba menyalakan mesin bajaj, karena sebelumnya dia mengaku bahwa belum pernah naik bajaj, baik berbahan bakar minyak atau gas.

Road show tersebut memiliki rute, IRTI Monas menuju ke Bundaran HI, kemudian lanjut ke Patung Pemuda. Setelah itu, menuju ke komplek stadion Gelora Bung Karno, simpang Semanggi, dan tujuan terakhir ke SPBG Cililitan, Jakarta Timur.

Kampanye ini bertujuan untuk mensosialisasikan konversi bahan bakar minyak menjadi gas, yang ditargetkan sebanyak 5.000 konverter bisa dipasangkan pada tahun 2017.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017