Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan sektor energi menjadi tulang punggung kerja sama Indonesia dengan Iran yang diperkuat dengan nota kesepahaman antara perusahaan dari kedua negara.

Dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, disebutkan bahwa kedua negara melalui sejumlah perusahaan menandatangani tiga nota kesepahaman dalam "Indonesia-Iran Trade and Investment Discussion" di Hotel Espinas Palace, Teheran, Iran.

Ketiga nota kesepahaman itu antara lain PT PLN dengan Mapna Group terkait pengembangan pembangkit; Mayora Indah dengan Nakhle Tuba Ariayi terkait distribusi produk; serta Pertamina dengan National Iranian Oil Company (NIOC) terkait pembelian LPG.

Penandatangan nota kesepahaman itu dilakukan oleh Menteri ICT Iran Mahmoed Vaezi, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Dubes Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin.

"Energi menjadi tulang punggung kerja sama Indonesia-Iran. Perdagangan, jasa dan pariwisata juga menunjukkan pertumbuhan," katanya.

Menurut Tom, sapaan Thomas, kunjungan ke Iran membuka potensi investasi yang besar bagi para investor negeri minyak itu untuk berinvestasi di Indonesia.

Pasalnya, Iran merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke 29.

"Kunjungan ke Iran truly insightful and inspiring. Iran adalah negara berkembang dengan ekonomi terbesar ke 29, yang kini terbuka dan menyimpan potensi besar. Indonesia dan Iran memasuki era baru hubungan bilateral dengan dukungan penuh kedua pemerintah. Presiden Jokowi mengharapkan hasil yang nyata," katanya.

Berdasarkan data BKPM, pada periode Januari-September 2016 Iran menduduki peringkat ke-31 dengan total realisasi investasi sebesar 14,3 juta dolar AS.

Sektor terbesar yang diminati investor Iran sepanjang 2016 yaitu sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi.

Dalam kunjungan ke Iran, Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Iran Hassan Rouhani sepakat untuk meningkatkan hubungan bisnis kedua negara.

Salah satu bentuk kerja sama yang menjadi fokus perhatian keduanya kali ini ialah mengenai energi serta minyak dan gas bumi.

Pemerintah Iran sendiri juga memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Presiden Jokowi mengungkap rencana investasi pembangunan kilang minyak dan pembangkit listrik "mobile" di Indonesia oleh Iran.

"Rencana investasi pembangunan refinery di Jawa Timur oleh Iran. Pembangunan mobile power plant oleh Iran di Indonesia sebesar kurang lebih 5.000 MW," katanya.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Kepala BKPM Thomas Lembong, Ketua OJK Muliaman D. Hadad, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto serta Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016