Riyadh (ANTARA News) - Para menteri luar negeri anggota Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC), kelompok kerajaan-kerajaan Arab Sunni, menyatakan "dukungan total" untuk Arab Saudi dalam perselisihan diplomatiknya dengan Iran yang didominasi Syiah.

GCC dengan tegas mengutuk serangan terhadap perwakilan diplomatik Saudi di Iran, menurut satu pernyataan kelompok itu pada Sabtu (9/1) mengacu pada perusakan kedutaan dan konsulat Riyadh oleh pengunjuk rasa yang marah karena eksekusi mati tokoh terkemuka Syiah yang dianggap pembangkang oleh Arab Saudi.

Pernyataan yang muncul setelah pertemuan luar biasa tingkat menteri dari kelompok beranggotakan enam negara itu juga mengkritik "campur tangan Iran dalam urusan Saudi" atas kecamannya soal eksekusi mati Nimr al-Nimr sepekan lalu.

Menurut pernyataan tersebut, kritik Teheran "secara langsung menghasut serangan menyasar perwakilan diplomatik Saudi."

GCC "mendukung sepenuhnya keputusan yang diambil oleh Arab Saudi untuk memerangi terorisme" dan "memiliki kepercayaan penuh pada independensi dan integritas peradilan Saudi".

Nimr adalah tokoh yang sangat dihormati masyarakat Syiah Arab Saudi, yang berada di balik demonstrasi menyerukan perlakuan yang lebih baik bagi kaum minoritas, tapi dia dieksekusi karena kasus terorisme.

Kematiannya memicu demonstrasi anti-Saudi di tempat lain di dunia Syiah, termasuk serangan di Iran. Riyadh dituduh membungkam kritik dengan membunuh dia.

Kelompok GCC terdiri atas Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Menanggapi kejadian di Iran, Riyadh dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran, Kuwait menarik duta besarnya, Uni Emirat Arab mengurangi hubungan diplomatiknya, sementara Oman dan Qatar mengutuk serangan tersebut.

Mereka pada Sabtu mengancam "mengambil langkah lain melawan Iran jika terus melakukan serangan", tanpa menyebutkan langkah apa yang akan diambil, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.(Uu.M052)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016