Pangkalpinang (ANTARA News)- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Pangkalpinang, mencatat ada 19 titik panas yang tersebar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai indikasi awal kebakaran.

"Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua titik panas itu tersebar di lima kabupaten," kata Staf Koordinator Unit Analisis BMKG Pangkalpinang Evi Diana Prihatiningsih di Pangkalpinang, Minggu.

Ia mengatakan, jumlah titik panas terbanyak berada di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka Barat yang terpantau masing-masing sebanyak lima titik.

"Di Kabupaten Bangka Selatan, titik panas ini tersebar di tiga daerah, yakni di Kecamatan Toboali dan Lepar Pongok masing-masing terpantau dua titik serta di Kecamatan Simpang Rimba satu titik," katanya.

Sedangkan di Kabupaten Bangka Barat, kata dia, titik panas terdeteksi di Kecamatan Muntok dengan tiga titik, di Kecamatan Jebus dan Simpang teritip masing-masing terpantau hanya satu titik panas.

Sisanya berada di Kabupaten Bangka Tengah yang terpantau sebanyak dua titik panas yakni terjadi di Kecamatan Pangkalan Baru dan Sungai Selan masing-masing satu titik.

"Titik panas di Kabupaten Bangka terpantau ada empat titik yang tesebar di Kecamatan Mendo Barat dan Riau Silip masing-masing dua titik panas," katanya.

Sementara penyumbang titik panas terendah berada di Kabupaten Belitung Timur yang terpantau satu titik panas, yakni di Kecamatan Kelapa Kampit.

Ia mengatakan, pada saat kemarau banyak lahan yang kering dan sangat rentan terjadi kebakaran, maka itu kami harapkan warga dapat mengurangi aktivitas yang dapat menimbulkan titik api.

"Kami mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan karena api akan sulit ditangani seiring kecepatan angin selama musim kemarau ini cukup kencang," katanya.

Menurut dia, saat ini curah hujan di daerah Babel relatif rendah sehingga banyak lahan yang mengalami kekeringan dan sangat mudah terbakar.

"Lahan kering ini rentan kebakaran jika tidak hati-hati. Apalagi jika perilaku pembakaran lahan masih dilakukan oleh masyarakat," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015