UNRWA harus diperkenankan secara aman dan tanpa gangguan untuk membagikan sejumlah makanan pokok serta bantuan kemanusiaan lain di Kamp Yarmouk.
PBB, New York (ANTARA News) - Kontak senjata antara pihak yang bertikai di Suriah, yang terjadi pada Senin, menghentikan pengiriman bantuan pangan ke sebuah kamp pengungsi Palestina yang terkepung, kata juru bicara PBB, Chris Gunnes.

Gunnes menyampaikan kembali tuntutan bahwa badan PBB yang membantu pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) harus diperkenankan secara aman dan tanpa gangguan untuk membagikan sejumlah makanan pokok serta bantuan kemanusiaan lain di Kamp Yarmouk.

Chris Gunness mengatakan UNRWA membagikan paket makanan hanya buat 162 keluarga sipil pada Senin pagi.

"Tim UNRWA tiba di pintu masuk utara Bateekhah di Yarmouk pada pukul 10.00 waktu setempat dan diperkenankan memulai pembagian di dalam Kamp Yarmouk pada pukul 12.00," kata Gunness.

"Pembagian berlanjut dengan cara yang relatif lamban sampai pukul 15.00, ketika dua tembakan terjadi di daerah pintu masuk Bateekhah Utara di dekat staf pendukung dan kendaraan UNRWA," kata Gunness, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Penembakan itu melukai satu warga sipil yang sedang berdiri, dan memaksa tim UNRWA menarik diri serta kembali ke kantor lapangannya.

"Peristiwa hari ini menyoroti resiko yang ada yang dihadapi oleh warga sipil dan personel kemanusiaan di Yarmouk dan daerah lain yang bersengketa," kata Gunnes di dalam satu pernyataan setelah penembakan tersebut.

Ia menggaris-bawahi bahwa "semua pihak harus memperlihatkan komitmen dalam menangani krisis besar kemanusiaan yang dialami oleh warga sipil di dalam kamp Yarmouk". Semua pihak juga harus memiliki tanggung jawab untuk melindungi warga sipil.

Gunnes, yang mengakui bantuan Pemerintah Suriah dalam pembagian bantuan pada Senin, menyatakan UNRWA tetap sangat prihatin bahwa upayanya seringkali tertunda atau terganggu.

"Selama tiga hari belakangan, jumlah warga sipil yang telah menerima paket bantuan sangat sedikit, jika dibandingkan dengan ribuan keluarga yang sangat memerlukan bantuan kemanusiaan UNRWA, akibat status tertutup Yarmouk," katanya.

UNRWA telah memohon kepada Pemerintah Suriah agar memperpanjang dukungan mereka guna memfasilitasi pembagian makanan "yang rutin, mendasar dan aman" di Yarmouk dan mensahkan pembagian bantuan penuh kemanusiaan, terutama pasokan medis dan obat.

Sebelum konflik bersenjata di Suriah, yang meletus pada Maret 2011, Yarmouk menjadi tempat tinggal lebih dari 160.000 pengungsi Palestina. Sejak Desember 2012, pertempuran telah mengakibatkan sedikitnya 140.000 pengungsi Palestina meninggalkan tempat tinggal mereka di Yarmouk, saat kelompok oposisi bersenjata memasuki daerah tersebut, dan pasukan Pemerintah menguasai daerah sekitarnya.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014