Penanganan bencana melalui trauma healing merupakan hal yang penting...
Tangerang (ANTARA News) - Korban banjir terutama kaum perempuan dan anak-anak di Perumahan Periuk Damai, Kota Tangerang, Banten, mengalami gangguan psikologis akibat terlalu lama di posko pengungsian.

"Hasil kunjungan dan berbincang dengan para korban, ternyata mereka banyak yang mengalami gangguan psikologis," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar yang ditemui usai mengunjungi lokasi banjir di perumahan Periuk Damai, Kota Tangerang, Senin.

Ia menjelaskan, hampir dua minggu para warga mengungsi di lokasi pengungsian seperti tenda, masjid dan rumah tetangga.

Meski segala bentuk kebutuhan tersedia, namun lokasi pengungsian yang kurang nyaman membuat kondisi psikologis warga terganggu karena mereka ingin cepat kembali ke rumah.

Oleh karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menganjurkan adanya penanganan konsultasi dan penyembuhan trauma bagi perempuan dan anak-anak dalam memulihkan kondisi seperti semula.

"Penanganan bencana melalui trauma healing merupakan hal yang penting dilakukan pada perempuan dan anak-anak," katanya.

Dalam kunjungan ke lokasi banjir, Linda Gumelar memberikan hiburan bagi anak-anak dengan bernyanyi dan bermain sulap. Sejumlah anak-anak di tempat pengungsian pun tampak terhibur. Begitu juga orang tua yang sedang membersihkan rumahnya.

Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin menjelaskan, terdapat 260 kepala keluarga dari 8 RW di Perum Periuk Damai yang menjadi korban banjir.

Ia merinci dari 260 kepala keluarga, yang menjadi korban paling banyak adalah kaum perempuan. Adapun rinciannya yakni 536 perempuan, 182 laki-laki, 135 lansia dan 60 balita. "Saat ini banjir sudah mulai surut dan warga pun sedang melakukan proses bersih-bersih," katanya.

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014