Jakarta (ANTARA News) - Lima populasi paus bungkuk yang berbeda diidentifikasi di sepanjang Samudera Pasifik Utara dalam studi genetik mamalia komprehensif di kawasan itu.

Populasi paus bungkuk yang baru diidentifikasi meliputi populasi Hawaii, Mexico, Amerika Tengah, Okinawa, dan Filipina serta tambahan populasi Pasifik barat yang jangkauannya belum secara khusus ditentukan.

Paus-paus bungkuk ditemukan di seluruh samudera di dunia, namun paus-paus bungkuk di Pasifik Utara secara genetik cukup asing untuk dianggap sebagai sub-spesies paus bungkuk lain, kata Scott Baker, profesor di Oregon State University yang ikut menulis hasil studi tentang paus bungkuk itu.

Bahkan, menurut Baker, di dalam lima populasi itu pun masih ada nuansa perbedaan.

"Populasi Mexico misalnya, punya sub-populasi berlainan di area utama dan dekat Kepulauan Revillagigedo, tapi karena perbedaan genetik mereka tidak begitu kuat mereka tidak dianggal sebagai populasi yang berbeda," kata Baker seperti dikutip laman LiveScience pada 4 Desember 2013.

Tim peneliti mempelajari DNA dari 2.200 sampel jaringan paus dari 10 area makan dan delapan tempat pembiakan selama musim dingin dalam studi Structure of Population, Levels of Abundance and Status of Humpbacks (SPLASH) yang berlangsung tiga tahun untuk membedakan populasi itu.

Para peneliti mempelajari area makan dan perkembangbiakan karena keduanya merupakan tipe "penghalang" yang mengisolasi populasi populasi binatang laut dan membuat mereka berbeda secara genetik, sedang binatang darat umumnya lebih terisolasi secara genetik oleh penghalang geografi, jelas Baker.

Menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Marine Ecology-Progress Series, rute migrasi, area makan dan area perkembangbiakan diwariskan dari ibu ke anak dari generasi ke generasi dan pemisahan populasi menjadi bukti perbedaan DNA pada populasi yang berbeda.

Dengan menggunakan identifikasi foto untuk menaksir populasi paus bungkuk, peneliti menduga sekitar 22.000 paus bungkuk saat ini berenang di seluruh Pasifik Utara.

Jumlah itu tidak jauh berbeda dengan populasi paus bungkuk sebelum perburuan paus abad 19 dan 20 menurunkan populasi mereka.

Perburuan paus komersial telah dilarang oleh International Whaling Commission sejak 1966 karena menyebabkan jumlah spesies itu berkurang hingga tersisa 5.000 paus di dunia.

Undang-undang Amerika Serikat tentang Spesies Terancam Punah masih memasukkan paus bungkuk dalam daftar spesies terancam punah.

The International Union for the Conservation of Nature baru-baru ini memasukkan dua populasi yang dianggap terancam punah, satu di Laut Arabia dan satu di Oceania.

Tim peneliti yakin, satu atau lebih dari populasi paus bungkuk yang baru ditemukan mungkin termasuk spesies yang terancam punah juga.

"Masing-masing dari lima populasi itu punya sejarah eksploitasi dan pemulihan yang akan diperlukan sebagai bagian dari penilaian," kata Baker.


Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013