Pembicaraan yang mengarah kepada kerja sama itu akan dilakukan DMSI dalam keikutsertaan utusan DMS pada forum bisnis yang akan dilaksanakan di Abuja, Nigeria berkaitan dengan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara tersebut dalam waktu
Medan (ANTARA News) - Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) akan bekerja sama dengan kelompok tani di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading untuk menekan kampanye anti sawit di pasar internasional khususnya di Eropa.

"Pembicaraan yang mengarah kepada kerja sama itu akan dilakukan DMSI dalam keikutsertaan utusan DMS pada forum bisnis yang akan dilaksanakan di Abuja, Nigeria berkaitan dengan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara tersebut dalam waktu dekat," kata Ketua DMSI, Derom Bangun, di Medan, Selasa.

Kerja sama dengan kelompok tani atau Initiative for Public Policy Analysis (IPPA) di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading atau Association de Interprofessionelle Filiere de Palmier a Huile (AIPH) itu dilakukan DMSI setelah melihat keberhasilan IPPA menggugat perusahaan pengecer besar atau semacam distributor yakni "Systeme U" yang membuat kampaye negatif atas sawit.

Gugatan IPPA ke Systeme U, dimenangkan Pengadilan Dagang Perancis "Tribunal De Commerce in Paris".

Menurut Derom, sejak awal 2012, beberapa perusahaan di Perancis memang gencar mengkampanyekan anti minyak sawit dengan mencantumkan tulisan seperti "Sans Huile De Palme" yang berarti "Tanpa Minyak Sawit" pada kemasan makanan yang diperjualbelikan.

"DMSI sudah menghubungi IPPA dan AIPH.Direktur IPPA maupun Ketua AIPH sudah menyatakan kesediaan berdiskusi dan menyusun kerangka kerja sama dengan DMSI di dalam pertemuan forum bisnis itu," katanya.

Dia menegaskan, utusan DMSI akan berangkat dari Jakarta menuju Afrika,31 Januari 2013.

"Hasil kesepakatan kerja sama itu nanti dikabarin," katanya.

Derom menegaskan, Pemerintah Indonesia dalam hal ini DMSI ingin bergandengan tangan dengan kedua organisasi itu untuk melakukan kegiatan advokasi di Eropa guna meningkatkan citra minyak sawit.

Citra yang baik, dipastikan akan memperbesar dan memperluas pasar minyak sawit sekaligus menngkatkan harga jualnya.

Membaiknya permintaan dan menguatnya harga minyak sawit tentunya otomatis mengangkat harga tandan buah segar (TBS) petani yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.

"Jadi kerja sama DMSI dengan IPPA dan AIPH itu jelasnya untuk kepentingan kesejahteraan petani sawit Indonesia," katanya.

Derom mengaku, putusan pengadilan Dagang Perancis atas tuntutan IPPA itu otomatis memberi imbas positif terhadap saiwt Indonesia ata negara lain.

Tetapi dengan kerja sama, tentunya dampak positif itu bisa langsung cepat dirasakan, katanya.

Derom menjelaskan, sebenarnya Indonesia dan Malaysia sebelumnya sudah mengajukan keberatan juga ke Perancis atas kampanye negatif sawit, tetapi nyatanya tindakan IPPA, Afrika yang langsung melakukan gugatan ke pengadian langsung membuahkan hasil positif.

Indonesia dan Malaysia sendiri semakin merasa perlu memprotes ke pemerintah Perancis karena negara itu juga sedang mengusulkan untuk menambah pajak minyak sawit yang digunakan untuk bahan makanan sebesar 300 Euro dari 98,74 Euro per ton dewasa ini

Perancis sebelumnya memerlukan 126.000 ton per tahun minyak sawit, minyak kelapa dan minyak inti sawit.

Meski Pengadilan Dagang di Perancis sudah mengabulkan tuntutan IPPA, Indonesia dan Malaysia tetap sepakat mempersoalkan kampanye negatif dan rencana penambahan pajak sawit yang dilakukan Perancis.

Meski diduga karena untuk menjaga produksi minyak kanolanya yang semakin kalah bersaing dengan minyak sawit, kata dia, hambatan ekspor minyak sawit ke Perancis itu perlu segera diatasi.

(E016/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013