Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengimbau masyarakat tidak beraktivitas di lereng Gunung Semeru pascaerupsi dan meluncurkan awan panas guguran sejauh 7 kilometer pada Minggu sampai kondisi kondusif.

"Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana BPBD memberikan imbauan kepada masyarakat sekitar untuk tetap waspada dan tenang mencari ke titik aman," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Lumajang Joko Sambang saat dihubungi per telepon di Lumajang, Jawa Timur, Minggu.

Gunung Semeru mengalami erupsi disertai luncuran awan panas guguran (APG) sejauh 7 kilometer pada Minggu pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak.

Baca juga: BPBD: Aktivitas erupsi dan APG Gunung Semeru masih tinggi

Kemudian kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah tenggara dan selatan.

"Tim BPBD Lumajang menuju lokasi sektoral Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, imbauan, evakuasi dan membagikan masker," tuturnya.

Pada pukul 08.00 WIB, lanjut dia, informasi dari pos pantau BPBD di Dusun Curah Kobokan, Supiturang bahwa APG sudah terurai di atas Watu Telu kaki Gunung Semeru. Luncuran APG masih berlangsung dengan jarak luncur 4 sampai 5 kilometer.

Baca juga: Gunung Semeru muntahkan awan panas guguran sejauh tujuh kilometer

"Jalur penyeberangan Kali Lanang Curah Kobokan ditutup sementara demi keamanan," katanya.

Ia mengimbau masyarakat agar  tidak memberikan informasi hoaks dan menunggu informasi resmi dari PVMBG yang akan diteruskan oleh BPBD Lumajang.

Berdasarkan laporan Badan Geologi Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sumber awan panas guguran berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).

Baca juga: PVMBG imbau warga waspadai dampak aktivitas Semeru

Awan panas guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB dengan jarak luncur telah mencapai 7 kilometer dari puncak ke arah Besuk Kobokan.


Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022