Payakumbuh, (ANTARA) - Kepolisian Resor Payakumbuh, Sumatera Barat, menggelar kegiatan doa bersama dan tahlilan selama empat hari berturut-turut untuk mendoakan korban meninggal dunia dalam peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10).

Wakil Kepala Polres Payakumbuh Komisaris Polisi Russirwan mengatakan kegiatan doa bersama dan tahlil ini sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan jajaran instansinya atas tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan sebanyak 131 orang meninggal dunia, termasuk dua anggota polisi.

"Doa bersama ini digelar sebagai bentuk keprihatinan dan duka kami yang sedalam-dalamnya kepada para korban tragedi di Stadion Kanjuruhan. Atas nama pimpinan serta keluarga besar Polres Payakumbuh, semoga korban yang meninggal mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan," kata Russirwan di sela doa bersama dan tahlil, Selasa.

Kegiatan doa bersama dan tahlil mulai dilaksanakan pada Selasa (4/10) di Masjid Nur Ikhlas, Markas Polres Payakumbuh, dan akan dilaksanakan selama empat hari berturut-turut.

Kegiatan diawali dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ustad Abdurrahman Addify dan dilanjutkan dengan doa serta tahlilan untuk para korban meninggal dunia dalam peristiwa kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan.

"Semoga apa yang terjadi di Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi dan menjadi yang terakhir. Ini duka kita bersama dan semoga korban diberikan tempat terbaik," ujarnya.

Selain personel dan beberapa pejabat utama Polres Payakumbuh, kegiatan tersebut juga melibatkan beberapa penggiat dan pelaku sepak bola di Kota Payakumbuh.

Salah satu penggiat sepak bola Kota Payakumbuh Sudirgo juga menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut.

"Ini semua teguran bagi kita semua bahwasanya masih ada hal-hal yang terlewatkan bagi kita dan harus diperbaiki dalam penyelenggaraan event besar, seperti pertandingan sepak bola kemarin. Semoga hal ini tidak terjadi lagi ke depannya," ujarnya.

Kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10) malam terjadi beberapa saat setelah pertandingan Liga 1 antara tuan rumah Arema FC versus Persebaya berakhir. Ribuan suporter Arema memasuki area lapangan setelah timnya kalah 2-3 dari "Bajol Ijo".

Dari sejumlah rekaman video amatir yang tersebar di media sosial, terlihat aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk mengendalikan ribuan suporter. Akibatnya, para suporter berlarian menyelamatkan diri menuju pintu keluar yang sempit hingga terjadi desak-desakan dan jatuhnya korban jiwa.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022