Jakarta (ANTARA News) - Tiga awak kapal penangkap ikan Korea Selatan asal Indonesia, yang terluka dalam kebakaran kapal, diterbangkan ke Selandia Baru menggunakan pesawat angkatan udara Amerika Serikat, C7 Globemarter.

"Tiga WNI yang mengalami luka bakar akan diterbangkan dengan menggunakan pesawat malam ini sekitar pukul 20.45 waktu setempat," kata Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Agus Sriyono, ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.

Kapal penangkap ikan Korea Selatan Jeong Woo 2 terbakar di kawasan Laut Ross, Samudera Selatan, yang berjarak 3.704 kilometer di tenggara Selandia Baru, Rabu (11/1) pagi.

Tiga awak kapal yang mengalami luka bakar itu diantaranya Jant Je Sopacua, Sutrisno dan Domssi Sitaniapessy. Kondisi paling parah dialami Jant Je Sopacua yang mengalami luka bakar 50-60 persen, sedangkan dua lainnya mengalami luka bakar 30 persen.

Parahnya luka bakar yang dialami Jant, lanjut Agus, karena Jant yang bertugas di bagian dek meloncat terakhir kali, sedangkan tiga rekannya yang berasal dari Vietnam tewas dalam musibah kebakaran itu.

"Rencananya para awak kapal yang terluka ini akan dirawat di RS Christchurch Selandia Baru. Pihak KBRI akan menemui mereka pada pagi harinya untuk memastikan kondisi mereka," jelas Agus.

Selain memastikan kondisi WNI itu, Agus juga akan bertemu dengan agen kapal dan membicarakan mengenai hak-hak apa saja yang korban dapatkan.

"KBRI meminta pada agen kapal untuk membiayai perawatannya dan jika sembuh, diminta untuk membelikan tiket pulang ke Indonesia," ujar dia.

Sementara empat awak kapal lainnya, yakni Hartoyo, Ferilando Alfonso, Maryanto dan Victor Sopacua akan sampai di Selandia Baru tujuh hari kemudian dengan menggunakan kapal Jeong Woo 3.

"KBRI terus berkoordinasi dengan pihak keamanan Selandia Baru," tukas dia.

Tujuh dari 40 awak kapal Jeong Woo 2 merupakan WNI dan semuanya berhasil dievakuasi. Saat ini, seluruh awak kapal yang selamat dalam musibah itu mendapat perawatan di rumah sakit kapal riset Amerika Serikat Nathanie B Palmer.

(I025/Z003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012