Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington akan memulangkan tujuh orang Indonesia yang menjadi awak kapal penangkap ikan Korea Selatan, Jeong Woo 2, ke Tanah Air usai mendapat perawatan di Selandia Baru.

"Kemungkinan besar akan dipulangkan dulu ke Tanah Air, mengingat secara psikis mereka mengalami trauma akibat peristiwa kebakaran itu," kata Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Agus Sriyono, yang dihubungi ANTARA dari Jakarta.

Tujuh awak kapal itu yakni Hartoyo, Ferilando Alfonso, Maryanto, Victor Sopacua, Jant Je Sopacua, Sutrisno dan Domssi Sitaniapessy.

"Mereka berasal dari Maluku, Pemalang dan Indramayu," tambah Agus.

KBRI di Wellington, Selandia Baru, lanjut dia, telah berkoordinasi dengan Kemenlu di Jakarta untuk menghubungi keluarga mereka di Tanah Air.

Kapal penangkap ikan Korea Selatan Jeong Woo 2 terbakar di kawasan Laut Ross yang berjarak 3.704 kilometer di tenggara Selandia Baru, Rabu (11/1) pagi.

Agus mengatakan KBRI akan bertemu dengan agen kapal di Selandia Baru, membicarakan mengenai perhatian, hak-hak pekerja maupun biaya perawatan selama di rumah sakit.

"Bagaimanapun pihak kapal bertanggungjawab membiayai perawatan dari awak kapal ini," tukas Agus.

Tiga awak kapal yakni Jant Je Sopacua, Sutrisno dan Domssi Sitaniapessy akan diterbangkan dengan menggunakan pesawat AU milik Amerika Serikat, malam ini ke Selandia Baru untuk perawatan di Rumah Sakit Christchurch.

Kondisi paling parah dialami Jant Je Sopacua yang mengalami luka bakar 50-60 persen, sedangkan dua lainnya mengalami luka bakar 30 persen.

"Empat WNI lainnya dalam keadaan selamat. Mereka akan diberangkatkan ke Selandia Baru dengan menggunakan kapal Jeong Woo 3 dan diperkirakan sampai sepekan kemudian,"jelas Agus.

Tujuh dari 40 awak kapal Jeong Woo 2 merupakan WNI dan semuanya berhasil dievakuasi. Seluruh awak kapal yang selamat dalam musibah itu mendapat perawatan di rumah sakit kapal riset Amerika Serikat , Nathanie B Palmer.Dalam peristiwa kebakaran kapal itu, tiga awak kapal asal Vietnam dinyatakan tewas. (I025)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012