Jakarta (ANTARA News) - Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam Syahira dan Zakira yang mengalami penyatuan di bagian kepala (kraniopagus) di Jakarta, Rabu.

"Operasi pemisahan ini sangat jarang dilakukan dan merupakan operasi yang cukup sulit. Bagian tersulit adalah bersatunya pembuluh darah yang cukup besar, yang memberi suplai darah kepada kedua otak bayi tersebut, sehingga risiko pendarahan itu cukup tinggi," ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSCM Soejono dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Syahira dan Zakira adalah anak pertama pasangan Siti Maryam dan Edi Utomo asal Purwodadi, Jawa Tengah, yang lahir pada 16 November 2011.

Soejono memaparkan bahwa Kraniopagus merupakan jenis kembar siam yang jarang ditemukan dengan angka kejadian hanya 1 dari 2,5 juta kelahiran hidup.

"Dibutuhkan operasi besar untuk memisahkan jaringan otak dan kulit kepala, yang memakan biaya mencapai sekitar Rp500 juta," ujarnya.

Soejono mengungkapkan bahwa bagian otak kedua bayi yang menyatu adalah sebagian besar otak bagian temporal yang mengatur fungsi persepsi atau fungsi untuk mendapatkan pemahaman serta sedikit bagian parietal yang mengatur fungsi otak yang berkaitan dengan gerakan motoriknya.

Proses operasi diperkirakan memakan waktu antara 18-20 jam dan banyak risiko yang dapat terjadi, antara lain adanya risiko pendarahan, infeksi dan gangguan tumbuh kembang pasca operasi.

"Keluarga pasien telah dijelalaskan mengenai perkembangan kondisi anaknya, juga berbagai kemungkinan penyulit dan risiko yang mungkin dapat terjadi baik pada proses pemisahan, penyempurnaan, sampai kepada hal-hal teknis pasca operasi," jelas Soejono.

Kedua orang tua mengaku telah diberitahukan mengenai resiko operasi pemisahan tersebut namun memilih untuk tetap melakukan operasi pemisahan sesuai rencana.

"Insya Allah kami sudah siap, karena sebelum bayi kami lahir, saat usia kandungan 32 minggu, pihak Puskesmas merujuk kami ke sini (RSCM) dan kami tahu bahwa bayi kami kembar siam. Kami berharap operasi dapat berjalan lancar dan anak kami dapat segera pulih," ujar Edi.

Anggota tim dokter yang melakukan operasi terdiri atas dokter ahli spesialis bedah syaraf, dr. Syamsul A., Sp. BS(K); dokter ahli spesialis anak, Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp. A (K); dokter spesialis bedah plastik, Prof. dr. Chaula Soekasah, Sp.BP(K); dan penanganan di bagian Intensive Care Unit (ICU) anak, dr. Antonius H. Pudjiadi, Sp. A(K).
(A043)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012