Majene, Sulbar (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh kembali menegaskan Kabupaten Majene tetap menjadi ikon pengembangan sektor pendidikan sesuai dengan kesepakatan awal yang dibangun para pejuang pembentukan Provinsi Sulbar.

"Sebelum Sulbar resmi menjadi provinsi otonom tahun 2004, para pejuang pembentukan provinsi ini telah membangun kesepakatan di kediaman saya di Makassar, agar Majene menjadi pusat pengembangan pendidikan," kata Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh saat menghadiri kegiatan silaturrahim dan reuni alumni SMA Negeri 1 Majene yang dilaksanakan di Boyang Assamallewuang, Majene, Minggu.

Karena itu, kata Gubernur, masyarakat Majene tidak perlu khawatir karena komitmen para pejuang untuk menjadikan Majene sebagai pusat pengembangan pendidikan tidak akan diingkari.

"Saya pun termasuk salah seorang yang memberikan andil atas pembentukan provinsi yang kita cintai ini. Namun, sejarah akan tetap mencatat siapa-siapa yang terlibat langsung dalam perjuangan pembentukan Sulbar beberapa tahun silam. Makanya, masyarakat Majene tidak perlu ragu akan komitmen saya dalam memajukan dunia pendidikan di daerah ini," ucap Gubernur.

Dari lima kabupaten yang masuk wilayah pemekaran Sulbar, kata Anwar Adnan Saleh (AAS), masing-masing telah diberikan klasifikasi khusus dalam rangka percepatan pembangunan pada masing-masing kabupaten.

Untuk Kabupaten Majene, lanjutnya, komitmen bersama dengan pejuang telah menetapkan Kota Majene sebagai pusat pendidikan, Mamuju sebagai ibukota provinsi, Kabupaten Mamasa sebagai kawasan pengembangan pariwisata dan begitu pun dengan kabupaten Polman dan Mamuju Utara juga mendapatkan program prioritas sesuai dengan potensi wilayahnya.

Gubernur menyampaikan, salah satu bukti komitmen Pemprov Sulbar untuk menjadikan Kota Majene sebagai daerah kawasan pengembangan pendidikan adalah dengan terbangunnya gedung Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) dan berbagai perguruan tinggi lainnya pun akan didirikan di daerah ini.

"Pembangunan Unsulbar merupakan contoh terkecil komitmen kami untuk menjadikan Majene sebagai pusat ikon pengembangan pendidikan di Sulbar. Hanya, saja, apakah Majene telah siap untuk menjadi kota pusat pengembangan pendidikan," ucap AAS.

Ia mengemukakan, dirinya selama ini sangat merespon untuk menjadikan Majene sebagai pusat pengembangan pendidikan sesuai dengan hasil kesepakatan bersama saat berjuang untuk melahirkan wilayah "Apdeling Mandar" sebagai provinsi otonom baru memisahkan diri dari induknya Provinsi Sulawesi Selatan tujuh tahun silam.

Untuk itu, kata dia, komitem pejuang itu tidak akan dicederai karena akan menimbulkan gejolak sosial di masyarakat dan itu merupakan dosa apabila ada yang mengingkari komitmen yang telah terbangun.

Sehingga kata dia, pemerintah kabupaten dan masyarakatnya pun hendaknya lebih serius untuk menjadikan daerah itu sebagai pusat pengembangan pendidikan di Sulbar dengan cara menyiapkan sarana dan prasarana untuk kebutuhan yang bersentuhan langsung dengan dunia pendidikan. (ACO/F003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011